Kediri, www.beritamadani.co.id – Dalam rangka pelaksanaan Bakti Sosial Dies Natalis ke-69 dan Peringatan 110 tahun Pendidikan Dokter di Surabaya, yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan tema “FK UNAIR Cegah Stunting Menuju Generasi Indonesia Sehat”. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga 1994 melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Pada Sabtu (28/10/2023).

Kegiatan bakti sosial ini tersebar pada 23 Provinsi di 37 titik lokasi dan dengan total 5.235 peserta. Sedangkan di Desa Sidomulyo diikuti 150 peserta.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Camat Puncu, Kepala UPTD Puskesmas Puncu, Kepala Desa Sidomulyo, kader Posyandu, perwakilan ibu dan balita Desa Sidomulyo, serta para alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga 1994.

Dalam sambutannya Camat Puncu yang diwakili oleh Sekertaris Kecamatan Puncu menyampaikan terima kasih kepada Alumni FK UNAIR yang sudah hadir meluangkan waktu untuk bakti sosial di Desa Sidomulyo. “Kegiatan ini sangat selaras dengan programnya Mas Bup, terkait penurunan stunting menjadi one digit, mari kita bersama-sama mengurangi stunting. Ibu-ibu merupakan garda terdepan dalam mengurangi stunting Menuju Generasi Indonesia Sehat. Kami berharap kepada yang hadir, ilmu yang kita dapat bisa diterapkan di Posyandu dan ditularkan ke ibu-ibu yang lain”.

Peserta yang hadir dalam acara ini adalah orang tua yang mempunyai anak Balita dan merupakan perwakilan dari beberapa Posyandu yang ada di Desa Sidomulyo. Namun bukan berarti balitanya stunting. Hal ini sesuai dengan penyampaian Kepala Desa Sidomulyo, “Terima kasih kepada Alumni 94 FK Unair yang telah memberi kesempatan kepada kita memberi ilmu dan bimbingan kepada kita yang benar-benar kita butuhkan karena sesuai program nasional, program daerah, dan termasuk program desa, yaitu; pencegahan stunting, menuju one digit stunting 2023. Yang hadir bukan berarti stunting tapi kita dihadirkan di sini agar kita mendapatkan ilmu untuk mencegah stunting,” pungkas Sumilah.

Sebagai informasi bahwa pencegahan stunting bisa dilakukan sejak dini, sejak 1000 hari pertama kehidupan dengan menerapkan beberapa hal diantaranya ASI eksklusif dan MP ASI, pola asuh, makan yang baik sesuai gizi, dan minum susu, pemberian gizi seimbang dengan protein hewani, pola hidup sehat, air bersih, sanitasi, dan imunisasi.

Saat dikonfirmasi awak www.beritamadani.co.id , dr. Ahmad Khotib, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menyampaikan untuk segera menyelesaikan masalah stunting. “Sebagaimana arahan dari Presiden maupun Mas Bupati, bahwa kita harus bersama-sama untuk segera menuntaskan masalah stunting. Untuk mengatasi ini, Dinas Kesehatan tidak bisa sendirian, kita semua harus kerja sama, terintegrasi dengan semua stakeholder terkait, bisa perguruan tinggi maupun dorongan dari dinas dan instansi lain. Stunting harus kita keroyok bersama, harus kita kerja sama karena faktor penyebab stunting ini multi faktor. Masyarakat harus dibuat sadar bagaimana memberikan asupan gizi yang baik untuk anaknya. Kadang bukan masalah tidak ada yang dimakan tetapi bagaimana makanan ini bisa terus konsumsi anak,” ujarnya.

Sementara itu, dr. Yul’aini Nurpatria Rachman, Sp.BTKV., mengatakan bahwa giat bakti sosial yang dilaksanakan sejalan dengan program Pemerintah. “Ini bakti sosial pengabdian masyarakat menyeluruh di seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh Universitas Airlangga Surabaya, khususnya Fakultas Kedokteran, dan tema ini memang sejalan dengan program Pemerintah untuk mengatasi stunting. Jadi kita bersinergi dengan target Pemerintah. Sebetulnya bukan karena kita melihat di suatu tempat ada potensi stunting, tetapi karena memang target kita harus menyeluruh dari Sabang sampai Merauke wilayahnya secara acak. Memang bukan kejadian stuntingnya yang kita temukan, tapi mungkin  masyarakat yang mungkin belum mendapat informasi yang cukup tentang stunting. Harapannya masyarakat bisa lebih mengerti tentang stunting, kemudian bisa mengubah pola hidupnya, pola konsumsinya pada anak-anaknya sehingga kejadian stunting bisa dicegah,” pungkasnya. (Widya)

Previous post <strong>Sosialisasi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) Berusaha Berbasis Risiko Kota Malang 2023</strong>
Next post <strong>Ketua DPRD Kota Malang Hadiri Dialog Kebangsaan se-Kecamatan Lowokwaru</strong>