Malang, www.beritamadani.co.id – Forum Insan Tinju Malang (FITMA) sukses menyelenggarakan kejuaraan tinju internasional “Malang Boxing Is Back” yang dihelat di Jalan Simpang Balapan, Kota Malang, pada Sabtu (11/11/2023) malam.
Event tinju internasional “Malang Boxing Is Back”, berhasil menarik animo penonton guna menyaksikan enam partai yang digelar. Dua diantaranya merupakan pertandingan partai utama antara petinju Indonesia melawan petinju Thailand hingga akhir.
Nampak terlihat hadir di tempat duduk undangan antara lain Forkopimda Kota Malang, Danrem 083/BDJ Kol. Inf. Jamaludin, S.H., Staf Ahli Wali Kota Malang Drs. Alie Mulyanto,M.M., Kabagops Polresta AKP Sutomo, perwakilan Kodim 0833,Danyon Arhanud 2 Kostrad Letkol Luthfi Novriadi,S.E., S.sos., M.Han., M.Sc., serta Ketua IWOI Malang Raya Yuni Ektanta.
Partai utama pertama adalah perebutan sabuk Co Promotor Kelas Fly Weight Jr 49 Kg Internasional 8 ronde antara petinju Indonesia Rexy Akbar melawan petinju Thailand Thani Narinram. Pertandingan keduanya berjalan sengit semenjak bel ronde pertama berbunyi. Saling jual beli pukulan diperlihatkan kedua petinju tersebut hingga ronde ke-5.
Pada ronde kelima, satu pukulan telak dari Rexy Akbar membuat lawannya Thani Narinram tersungkur dan tidak dapat bangkit lagi, sehingga Rexy Akbar dinyatakan menang TKO, dan meraih sabuk juara Co Promotor.
Sementara itu, dipertandingan partai utama internasional perebutan sabuk Promotor Kelas Feather Weight 57,1 Kg Internasional 8 ronde antara petinju Indonesia Oky D’lahoya melawan petinju Thailand Nairun Baonok berjalan alot hingga akhir ronde.
Jalannya pertandingan antara Oky D’lahoya dari Indonesia melawan Nairun Baonok juga berjalan seru hingga membuat para penonton tegang. Dalam partai tersebut puncak tersebut dimenangkan oleh Oky D’lahoya dengan menang angka mutlak
Seusai pertandingan, Promotor pertandingan Faisol, menyampaikan bahwa “Malang Boxing Is Back” tersebut dihelat oleh FITMA untuk mengembalikan Kota Malang sebagai barometer tinju di tingkat nasional maupun regional.
“Malang dulu itu kan terkenal sebagai barometer tinju, yang selama ini kan sempat vakum atau mati suri. Dengan adanya FITMA membikin program “Malang Boxing Is Back” ini adalah kembalinya Malang bertinju,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Faisol juga menjelaskan bahwa Malang pernah merajai tinju nasional maupun regional, dan yang mana pernah melahirkan petinju-petinju hebat, dan merajai dibeberapa Kelas yang berbeda-beda.
Dengan adanya event yang digelar oleh FITMA tersebut, Faisol berharap bisa menggairahkan kembali olahraga tinju di Malang, mendapat perhatian serta dukungan dari berbagai pihak dalam setiap menggelar event.
“Untuk membangkitkan kembali dunia olahraga tinju di Kota Malang ini, tentunya FITMA sendiri tidak mungkin mampu secara maksimal membuat program-program seperti ini. Harapan kita semoga Pemerintah peduli, tokoh masyarakat peduli, termasuk dunia usaha. Sehingga kita bisa membuat event-event seperti ini,” ungkapnya.
Dijelaskan oleh Faisol bahwa FITMA merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 2012 oleh beberapa Petinju Malang yang merasa prihatin dengan keterpurukan dunia tinju di Kota Malang. Tujuan dari FITMA sendiri ingin membangkitkan dan mengembalikan Malang sebagai barometer tinju serta mencetak atlit tinju berprestasi.
Sementara itu, Co Promotor Dr. Daeng M. Faqih, S.H., M.H., bersama FITMA berkomitmen terus memajukan dunia tinju di Kota Malang yang saat ini masih belum bisa bangkit dari keterpurukannya.
“Malang ini kan terkenal olahraganya, sepak bola oke, tapi jangan dilupakan tinju juga oke. Karena banyak Petinju Indonesia bahkan dunia itu lahir dari Malang. Jadi kalau mau Malang maju, salah satunya tinjunya harus dimajukan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Pria yang akrab disapa Theo tersebut juga mengutarakan keinginannya bersama FITMA yang akan terus menggelar event-event tingkat regional hingga internasional untuk mencari dan mengorbitkan bibit petinju-petinju muda berprestasi.
“Insya Allah, saya bersama-sama dengan kawan-kawan di FITMA ini berkomitmen untuk memajukan tinju di Malang. Mungkin event seperti ini akan rutin diadakan. Supaya kita ikut berkontribusi memajukan Malang secara khusus, Indonesia secara umum. Karena Malang itu melahirkan petinju internasional dan nasional. Jadi kalau Malang bergerak, Indonesia ikut bergerak,” pungkasnya.
Di tempat yang sama Ketua IWOI Malang Raya Yuni Ektanta, saat diwawancarai menyampaikan Malang Raya bisa kembali seperti pada era tahun 80-an. mengingat bahwa pada tahun itu banyak memunculkan petinju petinju kelas dunia seperti, Haji Nur Huda, Monot, Thomas Ammeriko, dan lain-lainnya. “Dan pada malam ini saya mengangkat topi setinggi-tingginya dan mengucapkan selamat dan sukses kepada FITMA yang telah berhasil menggelar pertandingan tinju profesional baik tingkat nasional maupun internasional. Semoga kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini saja, sehingga atlet-atlet tinju khususnya Kota Malang bisa termotivasi dengan kegiatan ini,” pungkas pria asal Tulungagung ini. (Red.BMK)