Tulungagung, www.beritamadani.co.id – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan regenerasi petani Milenial yang mampu untuk bisa mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
“Peran petani milenial sangat dinanti negara, ditangan mereka nantinya akan tercipta inovasi-inovasi di bidang pertanian,” katanya.
Senada dengan pernyataan Mentan, Kepala Badan PPSDMP, Prof. Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa petani milenial memiliki pengaruh dan dampak yang signifikan terhadap pembangunan pertanian.
“Keberhasilan suatu bangsa dan negara ditentukan kebangkitan milenialnya, begitu juga keberhasilan pembangunan pertanian,” kata Dedi.
Lebih lanjut Prof Dedy menjelaskan bahwa salah satu Program aksi BPPSDMP adalah regenerasi petani, dengan target membangun 2,5 juta petani milenial di seluruh Indonesia.
Memulai bisnis pada bidang peternakan adalah salah satu cara yang tepat untuk mendapatkan banyak keuntungan. Bidang peternakan sangat banyak digemari sebagai ladang bisnis karena permintaan dari pasar dan industri kuliner saat ini sedang meningkat.
Peternakan kambing merupakan salah satu lahan produksi yang dibutuhkan pasar kuliner dan industri makanan untuk menyuplai bahan makanan olahannya.
Kambing merupakan salah satu dari banyak jenis hewan ternak yang menguntungkan untuk berbisnis. Dagingnya banyak digemari oleh berbagai kalangan, bahkan dari tingkat masyarakat lokal hingga internasional.
Sebenarnya, menurut Prof. Dedy beternak kambing sudah menjadi kegiatan umum yang dikerjakan oleh masyarakat.
“Terutama masyarakat di pedesaan termasuk juga di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten lainya di Propinsi Jawa Timur,” harapnya.
Salah satu petani milenial bernama Yoga, pemuda tangguh yang berasal dari wilayah Tegalrejo Talang Tulungagung, memaparkan dengan gamblang dan jelas bahwa, dengan keuletan dan kegigihannya itulah yang akan mampu membuktikan bahwa sektor pertanian terutama peternakan mampu memberi dan bahkan melebihi harapannya.
“Jadi kita harus optimis diumur saya yang baru 32 tahun saya mampu memelihara kambing atau domba hampir 1000 ekor. Tentu saja kalau bicara penghasilan, pasti sangat fantastis,” kata Yoga dengan senyum bahagia.
Iapun memaparkan dengan jelas bahwa usaha pertenakanya dimulai pada tahun 2014, ini merupakan awal usaha kambing domba, bahkan menurut Yoga usaha kambingnya tidak lebih dari 30 ekor kambing, yang dipelihara penuh dengan harap dan cemas.
“Ini baru kali pertama menjajagi usaha kambing domba, dengan bekal yakin dan terus mau belajar, berharap akan mampu menopang hidup secara layak serta mampu menciptakan lapangan kerja buat orang lain, “kata Yoga kepada media Selasa (2/2/2021).
Penggemukan kambing menurut Yoga, menjadi pilihannya yang tepat untuk terus digeluti dan dikembangkan. Yoga juga menjelaskan bahkan modal awal yang hanya 30 ekor kambing kemudian ia mencoba menjual kambing dombanya melalui para penjual sate dan ternyata diluar dugaan sangat laku dan banyak peminatnya,
“Tingginya permintaan terhadap kambing domba, sementara kalau mengandalkan hanya dari budidaya sendiri tentunya masih kurang, sehingga harus menjalin hubungan dengan mitra lain di sekitar Tulungagung dan selanjutnya kita lakukan penggemukan, setelah tiga bulan dirasa cukup gemuk kemudian kita jual, niscaya secara perlahan usaha dan berkembang dan dari hasil tersebut setiap tahun kandang pun bertambah,” ungkap Yoga.
Lebih lanjut Yoga menceritakan usaha yang dilakukan selain rekording, pakan juga menjadi faktor yang diperhitungkan, paling tidak akan mampu menekan biaya produksi, jadi tidak mengandalkan pakan hijau atau rumput saja, tapi ditambah dengan racikan untuk pakan tambahan.
Untuk pakan tambahan, pemuda tangguh ini juga memaparkan dengan jelas tentang komposisi pakan tambahan, ada beberapa bahan yang harus diolah diantaranya bekatul, polar, kangkung, menir, limbah jagung dari pabrik pakan ayam, bungkil kelapa, kulit kopi, kacang ijo, kedele dan kulit kacang tanah. Bukan cuman takaran campuran untuk pakan tambahan bahkan Yoga juga memberi takaran asupannya, dengan perbandingan 1:1.
“Untuk kambing dengan berat badan dibawah 20 Kg, kebutuhan pakan rata rata 5 sampai 7 Ons/hari, sementara kambing yang memiliki bobot diatas 20 Kg memerlukan pakan kisaran 1 sampai 1.5 Kg atau rata 1,2 Kg, sedangkan untuk kenaikan bobot badan rata rata/bulan 3,5 smp 4 Kg.
“Jadi bukan cuman pakan dan asupan gizi tambahan, tapi hal yang harus diperhatikan justru pemilihan bibit, biasanya bibit untuk penggemukan berkisar berumur 5 bulan sampai dengan 1 tahun, karena diusia ini yang paling baik untuk penggemukan,” tuturnya.
Ketika ditanya soal penghasilan/perbulan, Yoga memaparkan bahwa setiap bulan tidak kurang dari 60 sampai 75 ekor terjual setiap minggunya dan rata rata 250 ekor perbulan dengan berat rata rata perekor 49 Kg dengan harga Rp 50.000 per Kg.
“Jadi kalau ditanya keuntungan lebih baik dicoba dan rasakan keberhasilanya dan keuntunganya juga bisa dibayangkan,” pungkas Yoga dengan nada senyum. (*/Red)