Blora, www.beritamadani.co.id – Lokasi Petilasan Kadipaten Jipang Panolan berada di Desa Jipang, Kec. Cepu, Kabupaten Blora. Berjarak kurang lebih sekitar 8 KM dari pusat Kota Cepu. Ini merupakan kunjungan kali kedua, 3/3/20, edisi mudik dari penulis pada awal Tahun 2020. Pada kesempatan ini penulis akan menuju ke tempat-tempat sejarah di Kota Cepu.
Ketika berkeliling penulis tertarik dengan adanya bangunan yang cukup megah dan kokoh terbuat dari batu-bata merah, yang berada di Desa Jipang. Ketika saya dekati ternyata Makam Gedong Ageng Hario Jipang. Â Dari berbagai literatur dikisahkan bahwa pada sekitar Pertengahan Abad XVI, tempat ini adalah Pusat Pemerintahan Jipang Panolan.
Di tempat ini juga ada Makam Kerabat Kadipaten Jipang Panolan. Di dalam makam banyak ditumbuhi pohon-pohon yang cukup rindang, yang kemungkinan sudah berusia cukup lama atau bahkan sudah ratusan tahun. Ada beberapa makam di dalam yang yang terletak di belakang bangunan yang dibangun, Â terdiri dari: 1. Makam Bagus Sosrokusumo, 2.Raden Bagus Sumantri, 3.Raden Ajeng Sekar Winong, 4. Temenggung Ronggo Atmojoserta. Di sebelah utara makam dari kerabat-kerabat kadipaten ini ada 9 makam, yang disebut Santri Songo, yang berada di sebelah utara Makam Gedung Ageng Aryo Jipang.
Keberadaan Makam Santri Songo ini, dikisahkan bahwa kala itu mereka diduga merupakan mata-mata dari Kerajaan Pajang, kemudian ditangkap oleh para prajurit-prajurit Jipang.
Selain itu ditempat ini ada juga Petilasan Bengawan Sore dan Petilasan Masjid Jipang Panolan, Petilasan Kadipaten Jipang dan Petilasan Siti Hinggil.
Penulis pernah melakukan penelusuran di tempat ini pada Tahun 2014. Sayang ketika menelusuri tempat ini tidak bertemu pada sang Juru Kunci atau Kuncen Salikun yang sudah berumur 50 tahun.
Beruntung penulis saat ini dapat bertemu dengan warga masyarakat asli Desa Jipang, Suwandi (47) dan Slamet (40), yang  sehari-harinya beliau ini berada di pendopo atau tempat peristirahatan, yang ada di Gedung Ki Ageng Haryo Jipang, berbincang dengan saya begitu panjang, bercerita tentang keberadaan Makam Gedong Ageng Aryo Jipang. Banyak para peziarah yang datang dari berbagai daerah baik dari Jawa Timur, maupun dari Jawa Barat, serta dari Luar Jawa. Berbagai macam kepentingan untuk memohon dan panjatkan Doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui ziarah dan membaca doa, sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Dengan harapan agar terkabul permintaannya, dalam mengarungi kehidupan.
Dengan tidak mengurangi tata-cara dan sopan-santun, Suwandi (47) dan Slamet (40), yang warga asli Jipang ini sering memberikan pengarahan atau petunjuk pada peziarah agar berlaku santun, serta tidak mengambil secuil barang apapun yang ada di dalam Makam Gedong Ki Ageng Haryo Jipang. Karena bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Adipati Jipang atau Aryo Penangsang, disebut juga Aryo Jipang adalah Putra Raden Kinkin, merupakan putra kedua Raden Patah, merupakan Raja pertama Demak. Singkat cerita perseteruan Arya Penangsang berlanjut dengan Hadiwijaya atau juga disebut dengan Jaka Tingkir, yang merupakan menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati Pajang. Dalam pertempuran di tepi Sungai Opak dengan Pasukan Pajang yang dipimpin oleh Ki Gede Purwaka dan Ki Penjawi, Aryo Penangsang tewas oleh Keris Kyai Setan Kober yang dihunusnya sendiri dari balik pinggang, sehingga terputus usus Sang Adipati Aryo Penangsang. Karena saat itu perut yang robek terburai terkena Tombak Kyai Pleret yang dipergunakan oleh Sutawijaya,
Makam Gedong Ageng Haryo Jipang ini merupakan Destinasi Wisata Religi yang ada di Desa Jipang, Kec. Cepu, Kab.Blora. Nah, bila anda penasaran dengan tempat bersejarah ini, silakan berkunjung kesini. (Ca’Kas /Candra)