Jombang, www.beritamadani.co.id – Saat ini pekebun membutuhkan teknologi yang sederhana namun bermanfaat dalam meningkatkan produksi dan produktivitas, termasuk pengendalian hama dan penyakit. Pemerintah dalam hal ini Direkrorat Jenderal Perkebunan harus memberikan dampak, dan kehadirannya dirasakan oleh para pekebun serta masyarakat.
Pertanyaannya,”Apakah yang bisa diberikan BBPPTP Surabaya untuk Negara?
Andi Nur Alam Syah Direktur Jenderal Perkebunan Kementan RI, disela-sela kunjungan kerja di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya pada Kamis (2/2/23) mengatakan bahwa segala sesuatu untuk dipersiapkan dengan baik.
“Persiapkan dengan baik seperti contoh; benih mudah diakses, benih unggul oleh petani, bangun pusat penangkar benih, sinergi dengan penangkar-penangkar mandiri,” katanya.
“Perkebunan harus kita bangun dengan semangat, jangan hanya mengandalkan APBN kita harus bisa berinovasi dan bekerja sama dengan mitra untuk bersama membangun perkebunan. Semangat pegawai BBPPTP Surabaya untuk memberikan daya, tenaga, dan pikiran, untuk kebermanfaatan bagi masyarakat. Kita harus kreatif dalam menciptakan peluang untuk terciptanya ekosistem perkebunan,” ujar Andi.
Dalam kesempatan tersebut Andi mengingatkan tantangan kedepan karena beberapa tanaman perkebunan yang sudah tua dan mulai rusak.
“Tantangan besar yang sudah di depan mata, yaitu banyaknya tanaman perkebunan seperti kakao, pala, jambu mete, kopi, kelapa, karet yang sudah tua dan rusak. Untuk itu peremajaan dan penanaman baru. Tanaman perkebunan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, jangan menunggu dan tergantung dengan APBN, gunakan sumber lain, dan jangan menunggu bantuan Pemerintah,” tandasnya.
“Fungsikan dan rangkul mitra-mitra perkebunan untuk ikut berpartisipasi dalam peremajaan ini, sehingga tercipta ekosistem perkebunan. Kita akan siapkan beberapa industri perkebunan seperti sereh wangi dan beberapa komoditas lainnya. Untuk itu segera cari lahan, beberapa mitra sudah siap untuk mendukung. Kita harus bangun komunikasi, perluas relasi, dan kolaborasi, untuk perkebunan semakin maju, ” pungkasnya. (Tim Publikasi BBPPTP Surabaya)