IMG_20190101_113657(1) IMG_20190101_124443

Malang, Beritamadani.co.id – Candi Jago secara administratif terletak di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Bila kita berkunjung ke Kota Malang dan berminat berwisata sejarah candi ke Candi Jago, dari Balaikota Malang, bisa ditempuh 37 menit  dengan kendaraan dengan jarak 16.8 Km, lewat Jl.Raya Bokor. Tetapi bila kita dari Bandara Abdul Rachman Saleh, bisa ditempuh lebih cepat sekitar 27 menit, karena  hanya berjarak 12 Km.

Tim Liputan dari www.beritamadani.co.id dan Tim Humas LP2BN, berkesempatan mampir berkunjung di Candi Jago, bertemu dengan Petugas Pemelihara Candi Jago yang berada dibawah otoritas dan koordinasi dari BPCB Jatim, yaitu Pak Imam. Setelah beberapa saat menikmati keindahan Candi Jago, dikatakan,”Candi Jago merupakan candi peninggalan Kerajaan Singosari, candi ini umurnya lebih muda bila dibandingkan dengan Candi Kidal, merupakan tempat pendarmaan dari Raja Wisnuwardhana yang wafat pada Tahun 1268 M. Candi Jago ini diperkirakan sama dengan Jajagu yang disebut dalam Kitab Negarakertagama”.

IMG_20190101_124409 IMG_20190101_130623

Lebih lanjut dikatakan,”Candi Jago berdenah empat persegi panjang dengan menghadap ke barat, bangunan candi ini didirikan di atas batu berteras tiga dan semakin kecil ke atas, masing-masing teras terdapat selasar yang mengelilingi candi, teras ketiga agak bergeser ke belakang merupakan teras tersuci. Susunan candi berteras dan berundak ini semacam punden berundak tempat pemujaan arwah leluhur zaman megalithikum”.

Berdasarkan relief cerita dan arca yang ditemukan, candi Jago ini berlatar-belakang Agama Hindu-Budha. Hal ini sesuai dengan agama yang dianut oleh Wisnuwardhana yaitu Siwa-Budha, di Candi Jago dipahatkan relief cerita Siwaistis dan Budhistis. Relief Budhistis yang dipahatkan adalah relief cerita Tantri atau Pancatantra dan Kunjarakarna. Sedangkan relief Hinduistis yaitu cerita Partayajna dan Arjunawiwaha serta relief tentang Krisna.

IMG_20190101_124142 IMG_20190101_124216

Relief cerita Tantri dipahatkan pada bingaki atas teras yang pertama dengan isi cerita tentang binatang. Dilanjutkan relief Kunjarakarna yang bersambung dengan bingkai bawah teras kedua, menceritakan kisah perjalanan Kunjarakarna murid Budha Wairocana ke neraka tempat penyiksaan sahabatnya Purnawijaya. Setelah kembali ke dunia mengajak Purnawijaya belajar agama Budha sehingga dosa-dosanya diampuni.

Sedangkan relief Partayajna dipahatkan pada tubuh teras kedua, yang berisi adegan Pandawa kalah bermain dadu dan diusir ke hutan selama 15 tahun. Lalu arjuna memisahkan diri sampai Gunung Indrakila. Relief Arjunawiwaha dipahatkan pada bingkai bawah teras ketiga, yang merupakan kelanjutan cerita Partayajna, mulai adegan arjuna bertapa yang digoda bidadari, sampai dengan Arjuna memanah memanah babi hutan bersama-sama Dewa Siwa yang menyamar sebagai pemburu. Arjuna diminta untuk membunuh Niwatakawaca yang mengganggu kayangan, sampai Arjuna kawin dengan Batari Supraba.

IMG_20190101_124431 IMG_20190101_124327

Di bilik candi diperkirakan pernah ada arca Budha Amoghapasa dan empat pengawalnya, yaitu: Sudhanakuma, Cyamatara, Hayagriwa dan Bhrekuti. Nama-nama itu dipahatkan dalam huruf Nagari pada masing-masing stellanya. Arca lain yang diketemukan di relung dan atap candi yaitu arca Dyani Budha Aksobya dan Ratna Sambhawa, serta arca cakti atau istri Dyani Budha yaitu Locana dan Pandurawasini. Di halaman candi pernah ditemukan arca Bhairawa, salah satu aspek dewa Siwa.

Pada kesempatan pertama kali ini, Tim www.beritamadani.co.id dan Tim Humas LP2BN, mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pengunjung dari sekitar Malang dan dari beberapa komentar yang disampaikan, bisa kami simpulkan bahwa pengelolaan oleh petugas bahwa di Candi Jago cukup bagus, dengan fasilitas umum seperti toilet  yang bersih dan parkir R2 yang lebih aman. Hal ini juga kami konfirmasi ke Petugas Pemelihara Candi Pak Imam,”Toilet di Candi Jago untuk wisatawan lokal sudah cukup memadai, tetapi kami akan lebih tingkatkan lagi sehingga para tourist bisa lebih nyaman, kebetulan kami juga sudah mendapatkan sumbangan closed duduk, akan segera kami pasang bila ijin sudah turun”. Lebih lanjut disampaikan oleh Imam,”Dana anggaran untuk pemeliharaan beberapa candi termasuk candi Jago ini ada tetapi sangat minim, untuk pemeliharaan kami mengandalkan sumbangan sukarela dari para wisatawan”.

IMG_20190101_123947 IMG_20190101_123932

Perlu diketahui juga bahwa selain Pak Imam, ada 3 Petugas Pemelihara Candi Jago honorer, dengan gaji dibawah standar UMR. Harapannya kedepan pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan mereka dan semoga beliau-beliau ini tetap semangat untuk merawat dan mengelola warisan leluhur bangsa, untuk anak cucu kita. (D.Kusuma)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Inovasi Pengendalian OPT Dengan Metabolit Sekunder di BBPPTP Surabaya
Next post Tawur Agung Kasanga