Malang Kota, www.beritamadani.co.id – Setelah santer berita yang diunggah di beberapa media, baik online maupun cetak terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh bos salah satu karaoke terhadap karyawatinya, maka para aktivis dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Malang Raya mendatangi Mapolresta Malang Kota untuk menanyakan perkembangan kasus yang menimpa pihak korban penganiayaan.

Saat tiba di Mapolresta Malang, para aktivis langsung diterima oleh Kapolresta Malang Kota, AKBP. Budi Hermanto, S.I.K, M.Si.

Kapolresta Malang Kota, pada saat diwawancarai awak media www.beritamadani.co.id, mengatakan, bahwa pihaknya tak akan segan untuk meningkatkan status menjadi tersangka kepada “JF” apabila memang memenuhi unsur pidana.

Namun menurut Buher, panggilan akrab Kapolresta, saat ini masih ada kendala untuk menghadirkan korban karena masih ada di rumah sakit. Kemungkinan, kata Buher, korban ada rasa trauma atau takut sehingga pihaknya masih kesulitan untuk mengambil keterangan.

Tetapi, jelas Buher, dari pihak penyidik sudah berusaha menemui di rumah sakit untuk meminta keterangan dari korban.

“Kami sudah berusaha untuk mendatangi korban di rumah sakit dan berusaha untuk menghubungi lawyer, tetapi belum bisa. Kami minta kerjasamanya agar terpenuhi unsur-unsur ini, bantu kami,” katanya.

Lebih lanjut, mengenai keterangan korban bahwa terlapor kebal hukum, Buher menegaskan tidak ada yang kebal hukum di negara ini.

“Tidak ada yang kebal hukum,” tegas Buher.

Sementara itu Leo Permana, S.H., M.Hum., pada saat memberikan keterangan, menegaskan bahwa dirinya akan siap mengawal dan mendampingi korban sampai mendapatkan keadilan.

“Jangan sampai ada pengalihan isu karena terlapor ini adalah warga keturunan Tionghoa, siapa bilang warga Tionghoa kebal hukum, saya juga keturunan Tionghoa yang tergabung dalam Ikadin Kota Malang,” tegas Leo.

Sementara itu Yudi Sinyo selaku Ormas Pemuda Pancasila (PP) Kota Malang, pada saat mengikuti aksi menegaskan bahwa kasus ini harus dikawal terus, karena kasus ini sangat memalukan sekali.

“Apalagi yang menjadi korban ini adalah seorang perempuan dan yang diduga menganiaya adalah seorang owner, seorang laki-laki keturunan Tionghoa. Apakah ini tidak memalukan apabila kota kita tercinta dikotori oleh oknum pengusaha Tionghoa yang saya nilai arogan,” tegas Sinyo berapi-api. (Yuni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Ritual Jamasan untuk Semua Anggota Panitia Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong-royong ke-10
Next post Media Sosial Berpotensi Untuk Alat Menangkal Paham Radikal