Malang, www.beritamadani.co.id – Pemerintah Kota Malang menyambut hangat kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Bogor di Ruang Sidang Balai Kota Malang. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Diah Ayu Kusumadewi mewakili Pj. Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan., S.T., M.M., menerima secara resmi rombongan tamu tersebut. Jumat (1/11/24).
Membuka acara tersebut Asisten II, Diah Ayu memberi gambaran umum tentang sistem pelaksanaan penanganan Kota Malang yang saat ini tengah mengusung konsep Sanitary Landfill untuk diterapkan di TPA Supit Urang untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, Diah menjelaskan bahwa TPA Supit Urang Kota Malang yang bersinergi dengan Pemerintah Jerman melalui program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM) mendapat dukungan pendanaan yang mencapai 250 M. Ia juga menyampaikan tentang penerapan Peraturan Daerah Kota Malang pada tahun 2023, yaitu semua hasil pengelolahan sampah dapat membantu Pendapatan Asli Daerah.
Melengkapi pernyataan Asisten II, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang juga turut andil memberi keterangan, “kami Pemerintah Kota Malang saat ini tengah bekerja sama dengan bank dunia dan menerima proyek pengelolahan sampah dalam bentuk Refused-Derived Fuel (RDF) dengan peruntukan dana senilai 185 M untuk Kota Malang,” ungkap Noer Rahman Wijaya.
Program Tempat Pembuangan Sampah Terpadu RDF ini sudah diikuti Kota Malang sejak tahun 2023 dan berprogres hingga tahun ini menjalani tahap kajian, yang artinya Kota Malang akan melakukan pemantapan pada tahun 2025 mendatang untuk siap dieksekusi pada tahun 2026 pada bulan ke-9.
Sebagai informasi, kunjungan kerja ini khusus diagendakan Pemkab Bogor untuk melakukan studi lapangan terkait sistem penanganan pengelolahan sampah yang ada di Kota Malang.
Dalam sambutannya, Asisten II Pemkab Bogor, Suryanto Putra menyampaikan bukan tanpa alasan Kota Malang menjadi salah satu kota rujukan yang dituju. “Sudah tepat bagi kami menjadikan Kota Malang sebagai referensi, karena memang luar biasa Kota Malang bisa sampai menjadi pilot project program LSDP,” ungkapnya.
Menangggapi arahan awal dari Ibu Asisten II dan Kepala DLH Kota Malang; Asisten II bidang perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bogor, Ir. Suryanto Putra, S.T., M.Si., kemudian mengungkapkan kondisi penanganan sampah saat ini di wilayah Kabupaten Bogor. “Dengan wilayah kami yang terdiri dari 40 kecamatan, 435 desa, dan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu juga menghasilkan ribuan sampah yang juga sama besarnya,” ujar Suryanto Putra.
Statement tersebut diikuti dengan kekhawatiran Suryanto mengenai kendala jumlah TPA dengan jarak jangkauan yang cukup luas. “Kami hanya mempunyai satu TPA, sedangkan lahannya sudah habis. Beban jarak yang luar biasa, biaya transportasinya pun juga besar,” ungkap Suryanto.
Tidak berhenti sampai masalah pendanaan, Kabupaten Bogor juga sedang mencari solusi untuk mobilitas yang terhambat akibat musim hujan yang berakibat longsor.
Kunjungan kerja singkat tersebut ditutup oleh Diah Ayu yang optimis dapat memberikan pandangan baru untuk penanganan pengelolahan sampah di Kabupaten Bogor.
Setelah ini para tamu akan diarahkan untuk melihat langsung ke area dan proses pengelolahan sampah yang ada di TPA Supit Urang. “Setelah ini Pak, kami tunjukkan langsung bagaimana cara kerja sanitary landfill ini di TPA kami, TPA Supiturang. Kita survey kesana. Saya yakin apa yang sudah diupayakan oleh Pemerintahan Kota Malang akan selalu menjadi inspirasi untuk kota-kota yang lain. Mari Pak, kita juga sedang belajar bersama-sama,” tutup Diah.
Secara terpisah, Pj. Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, S.T., M.M., turut menyambut baik kunjungan kerja dari Pemkab Bogor tersebut. Ia mengatakan bahwa penanganan sampah harus dilakukan lebih intensif mengingat setiap hari Kota Malang menghasilkan sampah sekitar 700 ton namun saat ini yang masih bisa diintervensi 35 ton. Untuk Itu, koordinasi terkait program Local Service Delivery Improvement Program (LSDP) dan Persampahan di TPA Supit Urang harus terus kita kawal bersama.
“Kehadiran rombongan Pemkab Bogor di Kota Malang alan menjadi motivasi kita bersama untuk segera menuntaskan persoalan persampahan di Kota Malang. Kita belajar bersama; wujudkan tata kelola sampah yang nantinya diharapkan akan menjadi percontohan bagi kabupaten kota lainnya di Indonesia” tuturnya. (Yuni)