Malang, www.beritamadani.co.id – Alih-alih mendapatkan jam digital yang diinginkannya, salah satu warga Malang, kecewa karena baru 10 hari memakai jam Ultra S9, yang dibeli sudah rusak. Dikira mati habis baterei, ternyata fungsi tombol samping untuk start booting awal tidak berfungsi.
Ultra S9 yang dijual di T-watch.id diaplikasi orange sebenarnya cukup bagus, karena sudah menggunakan layanan 4G dan 5G, layaknya HP android. Sayang tidak ada imei, juga penjual tersebut tidak memikirkan layanan service selanjutnya. Di dosbook malah memberikan aturan yang cenderung pemaksaan, dilayani bila review sopan, dan wajib memberikan bintang lima. Ini seperti dilazimkan oleh toko-toko online lainnya.
Diketahui garansi diberikan toko ketika unboxing saja, lepas dari pengecekan itu sudah tidak bertanggungjawab. Alasan dari admin toko, di toko tersebut memang tidak memberikan garansi pemakaian. Selain itu di toko itu dari jawaban chat WA secara sepihak menyatakan bila rusak bahwa konsumen pasti yang merusakkan sendiri. Sangat konyol dan cenderung menuduh konsumen merusakkan jam, padahal jam yang sangat diinginkannya.
Admin T-watch.id, kurang konsisten ketika diajukan tukar barang. Minta video unboxing, dan ketika dipenuhi, menyatakan waktu garansi sudah lewat, dan tidak ada garansi pemakaian.
“Baru ini kak kita dapat customer seperti kk udah dirusakin sendiri mau minta claim, mohon maaf kak kita di sini gak ada garansi pemakaian,” ujar mimin T-watch.id.
“Kk udah terima 10 hari kk baru complain, mohon maaf ya kak. Kita di sini taunya waktu terima barang berfungsi dengan baik gak ada kendala, setelah lewat 10 hari kk baru complain, mohon maaf kak di sini kita gk garansi pemakaiannya. Terimakasih,” imbuh mimin, mengulang-ulang bahwa tidak ada garansi pemakaian.
Sementara itu salah satu warga Malang yang kecewa terhadap kualitas produk jam tangan Ultra S9 yang dibeli mengatakan, alangkah baiknya bila ada toko menjual produk elektronik memberikan garansi pemakaian, bila cuma unboxing saja ya sangat merugikan konsumen, minimal garansi service.
“Saya masih ingat betul dulu ada produk electronic, kebetulan yang saya beli HP, rusak kurang dari 1 bulan diganti baru, seharusnya mencontoh seperti itu. Jangan asal impor, jam tersebut sudah masuk katagori Hp. Sudah tidak dilampirkan nomor imei, menjual juga asal laku, dan saya duga bisa-bisa tdk terdaftar. Akan saya infokan juga ke Desperindag dan YLKI ini,” ujarnya.
“Saat ini jam tetap saya pakai. Biarpun untuk menyalakan harus direset dan bisa nyala dengan seolah-olah mengecharge, ditempelkan magnetnya. Sangat menyusahkan dan ribet. Tapi yach gimana lagi, tokonya seperti itu, lepas tangan,” pungkasnya. (suara konsumen.bmk)