Malang, www.beritamadani.co.id – SMP Negeri 4 Malang tahun ini untuk memperkuat dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui kegiatan yang menonjolkan kearifan lokal, khususnya kesenian ludruk. Kegiatan dimulai dengan pekan pengenalan konseptual, dimana siswa diajak untuk memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian ludruk. Mulai dari riset dari berbagai sumber seperti internet dan literatur lainnya, siswa juga diajak untuk terjun langsung pada pakarnya.
Siswa kelas VII diajak melakukan pengamatan langsung terhadap pagelaran ludruk yang diselenggarakan oleh Karya Budaya Mojokerto. Melalui pengalaman ini, siswa tidak hanya menyaksikan pertunjukan, tetapi juga belajar tentang teknik dan unsur-unsur yang membentuk kesenian tersebut. Hingga mereka pun juga melakukan sesi tanya jawab kepada pelaku kesenian tradisi tersebut. Sedangkan siswa kelas VIII diajak untuk menonton pertunjukkan dalam rangka studi tiru di Pertunjukkan Ramayana di Candi Prambanan Yogyakarta. Sama halnya seperti siswa kelas VII mereka diajak untuk mengenal dan memperdalam unsur-unsur seni pertunjukkan agar dapat diadaptasi pada kegiatan aksi pada projek P5 di sekolah.
Puncak kegiatan berlangsung pada kegiatan aksi, ketika siswa diberikan kesempatan untuk berkreasi dengan membuat pagelaran ludruk mereka sendiri. Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari siswa, mulai dari depan layar, seperti; akting dan penguasaan karakter, hingga belakang layar, termasuk manajemen pagelaran dan pengaturan teknis panggung.
Siswa SMP Negeri 4 Malang diajak untuk merancang pagelaran, dengan membagi peran siswa di kelas sebagai tim produksi, LO, publikasi, sampai dengan pemeranan di panggung. Siswa diajak untuk berkolaborasi dan berperan penuh, dengan pemantauan dari guru fasilitator, sehingga tiap individu siswa dapat memberikan kontribusi sesuai perannya pada pagelaran mereka.
Pra-pertunjukkan, siswa disediakan waktu dan fasilitas panggung, yang digunakan siswa untuk melakukan uji panggung. Sehingga pada hari pertunjukkan berlangsung siswa dapat memegang kendali penuh atas panggung yang dibuat, mulai dari belakang layar, lighting, musik, hingga pemeranan yang didokumentasikan oleh mereka sendiri.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 4 Kota Malang, DR. Pancayani Dini Hari, M.Pd., menerangkan, kegiatan P5 ini selain mengenalkan dan melestarikan kesenian lokal, juga membekali siswa dengan keterampilan kreatif dan kolaboratif.
“Dengan kata lain, SMP Negeri 4 Malang tidak hanya memperkenalkan sebuah konsep, tetapi juga menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya daerah, serta skill bagaimana menggelar sebuah pagelaran yang tentunya memberikan pengalaman yang sangat berkesan dan berharga bagi siswa”, terang Dini, sapaan akrabnya. (Yuni)