Malang, www.beritamadani.co.id – Para pegiat budaya Singosari yang terdiri dari pinisepuh, ajisepuh dan para pemerhati budaya Malang Raya, melaksanakan Sidikoro Keris Garuda Nusantara dengan melakukan ritual, di Besalen Condro Aji milik Empu Fanani yang berada Jl.Tumapel Singosari, Punden Candi Songgoriti Kota Batu, dan Pura Ismoyo Pantai Balekambang, Kabupaten Malang. Sabtu (27/7/2024).
Giat ini merupakan ritual terakhir paska selesainya penempaan Keris Garuda Nusantara, yang semula akan diberikan kepada Presiden RI di Istana Negara, dan dalam perkembangannya akan diserahkan ke Presiden RI dan disimpan di IKN.
Prosesi Sidikoro diawali di Besalen Condro Aji, dihadiri para pinisepuh, ajisepuh, para pemerhati budaya, juga dihadiri para pelaku budaya salah satunya Ki Ardi Dalang.
Di Besalen Condro Aji, Ki Ardi Dalang ketika melihat Keris Garuda Nusantara, dalam doanya Ki Ardi Dalang menekankan pentingnya Pancasila untuk menjaga persatuan dan NKRI adalah harga mati.
Di tempat yang sama Empu Fanani sebelum keberangkatan Sidikoro ke Candi Songgoriti di Kota Batu, dalam sambutannya mengatakan Puji Syukur kepada Allah SWT, atas ridho-Nya telah menyelesaikan pembuatan Keris Garuda Nusantara, dan mohon untuk diberikan kelancaran prosesi Sidikoro yang akan dilaksanakan di Candi Songgoriti, dan di Pura Ismoyo Pantai Balekambang.
“Mari kita bersama-sama berdoa agar diberikan kelancaran dalam perjalanan dan prosesi Sidikoro di Candi Songgoriti dan Pantai Balekambang,” ujarnya.
Prosesi Sidikoro di Candi Songgoriti, diawali dengan Kirab Pusaka, start dari jalan utama menuju Candi Songgoriti, sekira 200 meter, dipimpin bregodo Pinisepuh Singosari mengapit Keris Garuda Nusantara yang dibawa oleh Empu Fanani.
Keris Garuda Nusantara kemudian diturunkan di palinggihan depan Candi Songgoriti, diapit oleh keris-keris pusaka yang lain yang juga mengiringi prosesi Sidikoro. Sesaji kembang setaman dan uborampe yang lain juga disiapkan di area prosesi Sidikoro tersebut.
Prosesi Sidikoro di Candi Songgoriti dipimpin oleh Bopo Suharnoto, Juru Kunci Punden Songgoriti, dengan diawali dengan pembakaran dupa dan doa kepada para leluhur serta Allah SWT, prosesi dilanjutkan dengan Jamasan Keris Garuda Nusantara, dikuti jamasan keris-keris pengiring.
“Keris Garuda Nusantara ini akan diberikan ke Presiden RI, dan akan disimpan di IKN. Keris Garuda Nusantara akan menjadi tindih (piyandel-red) dengan harapan agar selalu dilindungi oleh kekuatan-kekuatan positif dari para leluhur Nusantara, dan sebagai simbol untuk mempersatukan rakyat Indonesia,” tandasnya.
Prosesi Sidikoro di Candi Songgoriti ditutup Doa oleh Ki Ardi Dalang, dengan nembang macapat, dilanjutkan dengan potong tumpeng, dan gembul bojana 2 nasi tumpeng, dinikmati oleh semua yang hadir kurang lebih 75 orang.
Disela waktu sebelum keberangkatan Sidikoro ke Pura Ismoyo di Pantai Balekambang, Tim www.beritamadani.co.id bertemu dengan Ketua Tim Perumus Perwujudan Keris Pusaka Garuda Nusantara KRT Yusuf Tanoko, yang juga Ketua LP2BN (Lembaga pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara) Malang Raya. Dalam kesempatan tersebut dijelaskan makna Sidikoro dan tujuan dibuatnya Keris Garuda Nusantara.
“Prosesi Sidikoro yang dilaksanakan saat ini, dengan maksud untuk menyalurkan atau memasukkan energi pada Keris Garuda Nusantara, dengan doa-doa, mantra, bertujuan agar Keris Garuda Nusantara memiliki daya energi positif bagi pemegang, alam sekitar, sesuai harapan dan tujuan Keris tersebut dibuat,” jelasnya.
“Pembuatan Keris Pusaka baru, yang kita namai Keris Pusaka Garuda Nusantara, bertujuan; 1. Sebagai Tindih Nusantara atau ageman atau piyandel negara, dengan harapan agar selalu dilindungi oleh kekuatan-kekuatan positif dari para leluhur Nusantara, dan terhindar dari ancaman perpecahan, 2. Sebagai Pusaka Praja Pemerintah RI. Karena selama ini Negara ini yang lahir dari kerajaan-kerajaan masa lalu, identik dengan Pusaka sebagai bagian dari Spiritual para Raja-raja di Nusantara. Untuk itu kami ber-ikhtiar dengan dibuatkannya Istana baru di IKN. Keris Pusaka Garuda Nusantara ini kami anugerahkan sebagai bagian dari dharma kami kepada Nusantara, dan bakti kami pada leluhur bahwa masih ada generasi para mpu-mpu masa lalu, 3. Sebagai pertanda zaman, bahwa Keris Pusaka Garuda Nusantara sebagai pertanda zaman era modern,” imbuhnya.
Rombongan Sidikoro kemudian berangkat ke Pantai Balekambang, tepat pukul 21.00 WIB, diikuti oleh sekira 60 orang, tiba di Pantai Balekambang pukul 1.30 WIB dini hari. Para pinispuh dan ajisepuh langsung menuju tempat prosesi Sidikoro di Pura Ismoyo Pantai Balekambang.
Prosesi Sidikoro di Pura Ismoyo Pantai Balekambang terasa sangat sakral dan penuh suasana mistis, diawali Doa dipimpin oleh Bopo Suharnoto, kemudian dilanjutkan Jamasan Keris Garuda Nusantara oleh KRT Cip yang juga Owner dari Keripik Lumba-lumba.
Prosesi Sidikoro ini ditandai dengan dentuman ombak besar Pantai Selatan diawal Doa, dan dentuman ombak besar kedua diakhir Jamasan Keris Garuda Nusantara, seolah mengamini dan menutup Prosesi Sidikoro Keris Garuda Nusantara. (Cakra Kusuma)