Kediri, www.beritamadani.co.id – Dewan Pimpinan Kota HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) Kota Kediri mengadakan Sarasehan dan Dialog Budaya dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni dan Bulan Bung Karno 6 Juni. Dengan Tema “Mengungkap makna Filosofi Uborampe / Sesajen Adat Jawa serta Peranan Sesepuh Ujub” di Gedung Kelurahan Ngronggo Kota Kediri, Minggu, 30 Juni 2024.
DPK HPK Kota Kediri merasa berkewajiban untuk menjaga marwah budaya nusantara yang dinaungi oleh Pasal 32 UUD 1945. Sedangkan tujuan pemajuan kebudayaan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keragaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh kesatuan dan persatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan masyarakat madani serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rangkaian kegiatan berlangsung sangat meriah karena diramaikan oleh Seni “Pecut Samandiman” dari Kelurahan Kemasan pimpinan Bopo Hanif dan Campursari “Puspo Arum” dari Kelurahan Betet pimpinan Bopo Sukarji.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum HPK Dr. Ir. Hadi Prajoko, S.H., M.H., perwakilan para Raja Nusantara, Tiga Pilar Pemerintah Kelurahan Ngronggo, tamu HPK Pusat maupun daerah, para Pegiat Budaya dari wilayah Jawa Timur, mahasiswa dan masyarakat umum.
Joko Pitono selaku Ketua Panitia Penyelenggara dalam sambutannya mengucapkan terimakasih dan mohon maaf kepada para hadirin apabila ada kekurangan dalam kegiatan ini.
“Terimakasih kepada para hadirin yang berkenan hadir untuk menyaksikan bahwa inilah Bhinneka Tunggal Ika Nusantara untuk menuju Memayu Hayuning Bawono, Manunggaling Kawulo Gusti. Yang kami lakukan hari ini merupakan kerjasama dari semua pihak, para panitia, pinisepuh, pegiat budaya utamanya kami didukung penuh oleh ketua umum HPK Dr. Ir. Hadi Prajoko, SH., MH. Dan mohon maaf apabila ada kekurangan selama melaksanakan kegiatan ini. Santen gulo klopo, cekap semanten atur Kawulo”.
Saat dikonfirmasi awak www.beritamadani.co.id, Ketua Umum HPK Dr. Ir. Hadi Prajoko, S.H., M.H., menyampaikan, “Saya berharap ke depan ada suatu pembangunan yang besar, sudah saatnya bangsa ini dipanggil sebagai Ibu Pertiwi, sudah saatnya kita menemukan akar jati diri kita sebagai bangsa. Suro diro Joyo ningrat lebur dening pengestuti”.
Di tempat terpisah, Sultan Assyaiddis Syarif Nazir Abdul Jalil Syaifuddin, Sultan Siak Sri Indrapura XIII menyampaikan, “Saya dari Riau ke sini (Kediri ,red) karena terpanggil, terpanggil dari hati nurani bahwa pentingnya untuk kita melestarikan dan menjaga adat budaya leluhur kita. Kebiasaan / adat / budaya sudah tergerus atau terkikis oleh zaman seperti tari tradisional, kelompok permainan lokal dan masih banyak lagi”.
Sultan Siak Sri Indrapura XIII merasa bangga dengan Jawa Timur, ini merupakan aspirasi, contoh untuk daerah lain supaya dilestarikan, dikembangkan budaya dari leluhur kita.
“Saya baru-baru ini menghadiri acara Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong Royong XIII yang diselenggarakan LP2BN di Blitar, saya terkesan dan ingin di daerah saya agar dibuat acara semacam itu. Untuk melestarikan adat budaya”.
“Harapannya supaya Raja dan Sultan bersatu padu bersama-sama / gotong royong untuk melestarikan dan menjaga adat budaya nya di masing-masing daerah nya. Tujuannya supaya adat budaya tersebut terjaga dan menjadi pemersatu/perekat budaya bangsa nusantara”, pungkasnya.
Semoga kerjasama dari semua pihak mendapatkan rahmat dan berkah dari Gusti Kang Akaryo Jagad (Tuhan Yang Maha Esa) dalam rangka Memayu Hayyuning Bawono dan Manunggaling Kawula Gusti. (Widya)