Jombang, www.beritamadani.co.id – Wayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang, Jawa Timur, bakal melakukan serangkaian pentas di Eropa. Dalam muhibah budaya bertajuk ‘Tour de Europe’. Dari 29 Mei hingga 13 Juni 2024, Wayang Potehi dari Sanggar Fu He An ini pentas di Naples. Italia dan di Markas UNESCO, Paris, Perancis. Sebelumnya Sanggar Fu He An pada tahun 2022 tampil di Festival Tong Tong Fair 2022 di Den Haag.
Rombongan dari Sanggar Fu He An yang berangkat sebagai Duta Seni Tour De Europe yaitu; Ketua Sanggar Fu He An Toni Harsono, Widodo Santoso sebagai Sehu alias Dalang, dan pemain musik pengiring yaitu; Asih Santoso (Gembreng (Toa Lo), Erhu), Mochammad Aliyo (Gendang/Tong Ko), Herlambang Kanugrahan (Terompet/Siauw Loo), Catherine Laurens dan Duah Puspitasari (Creativ Team) Jultje Aneke Rattu (Interpreter) dan Nanda Immanuela (Public Relation), Ketua Sanggar Fu He An sekaligus Ketua Rombongan.
Toni Harsono mengatakan, rombongan akan melakukan perjalanan Tour de Europe dari 29 Mei hingga 13 Juni 2024.
“Kami akan pentas di Kota Naples Italia dan di Paris Peransis. Harapannya Wayang Potehi makin dikenal masyarakat dunia. Muaranya makin banyak yang menyukai Potehi, peduli, ikut menumbuhkembangkan dan melestarikannya,” tandas Toni.
Di Naples, beber Toni, Sanggar Fu He An akan pentas dalam program Festival Budaya dan Seminar Internasional in Universita “Degli Studi Di Napoli ”L `orientale’. Sedangkan Sanggar Fu He An di Paris akan menghadiri 10th General Assembly dan mengisi acara pentas wayang Potehi di Kantor Pusat UNESCO, Paris, Perancis. Sedangkan lakon yang akan diusung dalam tour itu tentang Sun Go Kong.
Pada kesempatan itu Sanggar Fu He An juga akan menyerahkan seperangkat panggung dan wayang Potehi kepada UNESCO. Sementara itu, CEO PT Marimas Putra Kencana, Harjanto Halim, yang pernah menginisiasi hadirnya GoPot (ehi) Wayang Potehi Mobil Keliling mengatakan, undangan UNESCO kepada wayang Potehi Fu He An dari Gudo ini tentunya sangat membanggakan.
Di Gudo Jombang Wayang Potehi yang dipandegani Toni Harsono tetap bertumbuhkembang. Bahkan banyak anak-anak muda yang belajar Wayang Potehi baik sebagai dalang maupun pengrawit gamelan. Bahkan di Gudo ada Museum Wayang Potehi yang juga dilengkapi dengan sanggar tempat pembuatan Wayang Potehi.
“Bisa jadi Wayang Potehi dari Gudo Indonesia ini masih orisinil dan otentik, wayangnya terbuat dari bahan kayu. Sedangkan kalau di China dan Taiwan bahan wayangnya dari plastik,” ujarnya.
Harjanto menambahkan wayang Potehi ini kesenian yang memiliki nilai filosofi dan nilai sosial tinggi yaitu, nilai toleransi. Bukti nyatanya, lanjut Harjanto, Wayang Potehi yang akarnya merupakan budaya dari masyarakat Tionghoa ternyata sekarang sebagian besar sehu (dalang) nya sudah bukan orang Tionghoa tetapi orang Jawa. Harjanto menandaskan, menariknya mereka malah lebih paham ritual-ritual yang dilakukan sebelum mempergelarkan Wayang Potehi yang orang Tionghoa sendiri banyak yang tidak paham.
“Mereka justru lebih paham ritual-ritual yang biasanya dilakukan oleh orang Tionghoa,”imbuhnya.
Harjanto mendukung keberangkatan rombongan Wayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang sebagai duta seni budaya yang bakal pentas di Naples dan Perancis.
“Pementasan Wayang Potehi dalam Tour de Europe ini menjadi duta seni yang bisa menunjukan kepada dunia kehidupan yang penuh toleransi di Indonesia. Kehidupan antar etnis yang bisa saling mendukung dalam melestarikan kesenian sebagai warisan budaya. Seharusnya banyak yang mendukungnya,” ujar Harjanto yang juga Ketua Perkumpulan Sosial dan Budaya Boen Hian Tong Semarang.(Yuni)