Malang, www.beritamadani.co.id – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar pelatihan dasar membuat konten positif bersama konten kreator profesional. Melalui pelatihan tersebut, Pemkot Malang ingin mengajak masyarakat melalui komunitas yang ada untuk menggunakan media sosial dengan cara positif dan mencerdaskan.
Kepada Diskominfo Kota Malang, Muhammad Nur Widianto menyampaikan, pelatihan ini menjadi bagian penting untuk mengajak masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial. Terlebih, media sosial saat ini tak bisa lepas dari bagian kehidupan masyarakat.
“Bahwa memang sosial media itu sudah menjadi satu kebutuhan masyarakat untuk mencari informasi. Bahkan kalau kita lihat, landscapenya media-media mainstream ini kan kadang media sosial menjadi rujukan juga,” papar Widianto.
Dari kekuatan media sosial tersebut, Pemkot Malang ingin membekali masyarakat agar setiap konten yang dibuat oleh mereka benar-benar berkualitas. Jauh dari informasi sesat, hoax dan berdasarkan fakta yang ada.
“Ini kita mengakomodir usulan dalam Musrenbang. Ternyata masih banyak yang menginginkan itu, pelatihan, pendalaman materi, terkait dengan sosial media,” jelasnya lebih lanjut.
Total ada 273 orang yang mengikuti pelatihan, terdiri dari KIM (Kelompok Informasi Masyarakat), Karang Taruna dan Komunitas Disabilitas. Kegiatan ini terbagi dalam 3 hari sesi pelatihan. Dilaksanakan mulai 15-17 Mei 2023. Menghadirkan pemateri dari konten kreator Youtuber porfesional.
Nantinya para peserta juga akan mengikuti praktek mengenai pembuatan konten yang baik dan berkualitas. Tidak hanya mengenai pembuatan audio visual yang profesional, namun juga bagaimana membuat caption dari konten yang telah mereka buat.
“Skill-nya adalah tekniknya disana, bagaimana memvisualisasikan, bagaimana membuat caption yang baik. Kadang caption itu kan kelihatan sederhana, tapi memberikan nilai lebih,” pungkas Mas Wid.
Sementara itu Wali Kota Malang, Sutiaji saat membuka acara pada hari pertama pelatihan, Senin (15/5/2023), mengharapkan media sosial menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan kebaikan.
“Media sosial itu sebetulnya menjadi alat untuk melakukan kebaikan, menyuarakan kebaikan, menyampaikan kebaikan. Kemudian mitigasi kepada yang tidak baik, dan seterusnya,” ungkap pemilik kursi N1 ini.
Sutiaji pun juga menyoroti fakta tentang media sosial saat yang memiliki konten negatif. Dan nyatanya, hal tersebut juga banyak peminatnya.
“Tapi kan kadang-kadang arahnya sesuatu yang membawa kemudharatan lebih menarik ketimbang yang baik,” tutup Sutiaji dengan rasa iba. (Yuni)