Malang, www.beritamadani.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia ke-23, tepatnya 4 Februari 2023. Siswa di SMA Modern AL Rifa’ie II Gondanglegi Kabupaten Malang diberikan tugas oleh M Alidin Wafa, M.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia untuk membuat artikel (karya ilmiah). Salah satu siswanya yang diberi tugas membuat artikel yaitu Anjelita Mutiara Rochman, Klas XII IPA III.
Anjelita merupakan siswa yang rajin dan tekun. Hal tersebut bisa ditunjukkan dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan target, dan siswa yang sangat mumpuni.
Karya ilmiah berupa tulisan artikel tersebut diharapkan dapat memberikan pelajaran, dan pengalaman kepada teman-temannya yang lain, untuk mengasah kemampuan yang dimiliki.
Berikut artikel Anjelita, saat dikonfirmasi awak media BMK Bagio, pada Selasa, 31 Januari 2023.
Pentingnya Rasa Faham Akan Kanker
Hari kanker sedunia pertama kali diresmikan pada 4 Februari 2000, di acara World Summit Against Cancer for The New Millennium Paris. Piagam tersebut bertujuan untuk mempromosikan penelitian terhadap penyembuhan, dan bagaimana cara mencegah kanker, peningkatan layanan kesehatan untuk pasien, kepekaan pendapat umum, dan mobilisasi komunitas global untuk membuat kemajuan terhadap perlawanan kanker.
Kanker termasuk salah satu penyakit yang sangat berpengaruh terhadap angka kematian di dunia. Bahkan Organisasi Dunia menyebutkan, pada tahun 2018, kanker sebagai penyebab kematian kedua secara global, dan bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian.
Secara global, sekitar 1 dari 6 kasus kematian disebabkan oleh kanker. Sekitar 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Faktor yang mempengaruhi kematian akibat kanker paling utama dari segi perilaku dan pola makan. Sepertiga dari kematian akibat kanker disebabkan oleh: indeks massa tubuh yang tinggi, asupan buah dan sayur yang rendah, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol.
Para peneliti di Insitut Kanker Nasional Insitut Kesehatan Nasional Amerika Serikat menggagas sebuah studi. Bahwasanya sebagian besar kanker cenderung menyerang pria dibanding perempuan. Analisis menunjukan bahwa pemicunya adalah perbedaan dua jenis kelamin. Perbedaan itu menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh. Faktor biologis ini didorong juga oleh faktor-faktor yang sudah kita bahas sebelumnya.
Alasan lainnya juga bertempat pada pola hidup pria yang biasanya merokok, pengunaan tembakau adalah faktor resiko penting untuk kanker dan bertanggung jawab atas sekitar 22% kematian akibat kanker.
Infeksi penyebab kanker, seperti hepatitis dan human papilloma virus, bertanggung jawab atas 25% kasus kanker di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Mengapa harus di negara rendah dan menengah?
Karena negara rendah dan menengah kurang perhatian dalam pencegahan penyakit kanker. Sementara secara global, angka kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh kanker berpotensi meningkat 60%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa negara-negara miskin-menengah lebih fokus memerangi penyakit menular, meningkatkan kesehatan ibu dan anak daripada memerangi kanker. Padahal tanpa kita sadari angka kematian akibat kanker juga tinggi.
Secara umum, kanker tidak menular. Kanker bukan penyakit yang mudah terjangkit, apalagi penyakit yang cepat menular antar manusia. Satu-satunya situasi di mana kanker dapat menular ialah dalam kasus transplantasi organ atau jaringan.
Apa pengobatan kanker?
Secara umum pengobatan kanker dapat dilakukan dengan tiga jenis pengobatan. Yaitu dengan cara pengobatan pembedahan, terapi radiasi, ataupun kemotrapi. Tiga jenis pengobatan ini merupakan tindakan medis yang sering dijalani oleh penderita kanker. Jenis pengobatan yang dijalani juga berbeda ya teman, tergantung pada stadium kanker yang diderita.
Pada kasus kanker stadium akhir, tindakan pengobatan biasanya bertunjuan untuk meningkatkan rasa nyaman pada penderita agar penderita tidak merasakan sakit yang luar biasa. Jenis pengobatan ini disebut pengobatan paliatif yang juga disertai dengan konsumsi herbal.
Bagaimana cara mencegah kanker?
Pencegahan kanker harus dilakukan sejak dini. Mengapa begitu? Karena, ada beberapa jenis kanker dimana penderita tidak merasakan sama sekali gejala yang timbul akibat kanker. Maka dari itu, kita harus sering konsultasi mengenai kesehatan tubuh kita. Khususnya untuk penyakit kanker.
Umumnya, kanker bisa terjadi ketika sel tubuh kita mengalami kelainan dalam materi genetikan sehingga sel tersebut membelah diri tanpa kendali. Jadi untuk mencegah kanker, kita harus memastikan sel tubuh kita dalam keadaan sehat. Ada beberapa langkah yang kita lakukan untuk mencegah kanker.
1. Mengkomsumsi makanan sehat
Agar terhindar dari kanker, kita perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
2. Rutin berolahraga
Menjaga berat badan untuk tetap ideal merupakan kunci untuk mencegah kanker.
3.Menghindari asap rokok dan minuman beralkohol
Sering merokok, sering mengkomsumsi minuman berakohol juga bisa meningkatkan resiko kita untuk mengalami kanker.
4. Melakukan deteksi dini
Pada stadium awal, kanker biasanya tidak menunjukkan gejala awal. Oleh karena itu, kita perlu melakukan deteksi kanker sejak dini sebagai salah satu cara untuk mencegah penyakit ini.
Mengapa dukungan psikologis bagi penderita kanker itu penting?
Dr. Mahdi Al-Tahir, seorang psikolog dan mantan anggota fakultas di Universitas Imam Muhammad Bin Saud Riyadh, mengatakan mayoritas penderita kanker, baik muda atau tua mengalami kecemasan, insomnia, kehilangan nafsu makan, hilang ingatan dan kehilangan semangat hidup.
“Ini adalah tanda-tanda berbahaya. Itulah mengapa pasien membutuhkan bantuan Psikologis dalam seminggu pertama setelah diagnosis,” kata Dr. Al- Tahir. Dia menambahkan bahawa 47% penderita kanker mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi, membutuhkan bantuan dan dukungan dari anggota keluarga. Pengobatan paliatif juga penting bagi penderita, terutama yang muda, agar mereka bisa merasa tenang dan memiliki tekad yang kuat.
Dukungan psikologis yang diberikan oleh spesialis dan anggota keluarga telah terbukti meningkatkan semangat pasien dan, menurut banyak penelitian, membuat mereka lebih tangguh untuk mempertahankan hidup mereka. Beberapa studi juga menyimpulkan bahwa pasien yang dikunjungi oleh keluarga atau teman-teman merasa jauh lebih bahagia dan peluang mereka untuk hidup meningkat dibandingkan dengan pasien kanker lain yang tidak memiliki anggota keluarga dekat atau kerabat untuk mengunjungi mereka. (Bagio/Anjelita)