Munich, www.beritamadani.co.id – European Inventor Award (EIA) 2022 akhirnya tuntas dan berhasil dilaksanakan. Sejumlah ilmuwan dari berbagai negara berhasil meraih penghargaan tertinggi dan membanggakan negara mereka dalam kategori Industry, Research, Non EPO Countries, Small and medium-sized enterprises (SMEs), Lifetime Achievement dan Young Inventors Prize. Sayang sekali, ilmuwan Indonesia dan staf pengajar ITS, Fahmi Mubarok ST., M.Sc., Ph.D belum berhasil membawa pulang penghargaan tersebut. Namun, Fahmi Mubarok tidak pulang dengan tangan hampa.

Sepulang dari Munich untuk acara penganugerahan EIA 2022 (04/07), Fahmi Mubarok mengaku banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pengalamannya mengikuti kompetisi inovasi EIA 2022. “Dengan menjadi finalis di ajang EIA 2022, kami berkesempatan untuk memperluas kerjasama dengan berbagai klien di sektor industri, sehingga kami dapat menguji lapisan hard carbide kami untuk diterapkan pada kebutuhan spesifik mereka,” kata Fahmi Mubarok.

EIA merupakan kompetisi inovasi kelas dunia yang diselenggarakan oleh European Patent Office (EPO) sejak tahun 2006. EIA merupakan penghargaan inovasi yang diberikan kepada mereka yang mampu menciptakan dan menemukan solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul seiring dengan berkembangnya peradaban. Pada kategori SMEs yang diikuti oleh Fahmi Mubarok, juri akhirnya memilih Madiha Derouazi (Swiss) & Elodie Belnoue (Prancis) sebagai pemenang, sedangkan Elena Garcia Armada dari Spanyol meraih Popular Votes sebagai ilmuwan yang memperoleh suara terbanyak dari publik.

Berkolaborasi dengan ahli kimia dan material Spanyol Nuria Espallargas, Fahmi Mubarok menemukan metode pembuatan lapisan keras karbida (dalam hal ini silikon karbida) yang dibuat dengan penyemprotan termal/thermal spray. Sebelumnya hal ini tidak bisa dilakukan karena bahan karbida keras tidak memiliki titik leleh sehingga jika dipanaskan akan berubah menjadi gas. Thermal spray sendiri merupakan teknik pelapisan yang sudah terkenal dan dapat diterapkan pada komponen besar dan penting dalam industri yang sedang mengalami keausan. 

Prestasi Fahmi Mubarok membuka mata dunia akan potensi ilmuwan Indonesia. Tentunya kita berharap kedepannya akan ada ilmuwan-ilmuwan berbakat lainnya dari Indonesia yang mampu menorehkan prestasi kelas dunia, seperti di ajang EIA ini. 

Setelah upacara EIA 2022, Presiden EPO António Campinos mengatakan, “Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas telah menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka terhadap sains, dan kecerdikan mereka dalam menemukan solusi untuk tantangan yang dihadapi oleh industri. Kami senang mendapati seorang penemu dari Indonesia di antara finalis EIA tahun ini, yang telah berkontribusi untuk memajukan bidang ilmu material dengan bahan baru yang dapat diaplikasikan dan memiliki kegunaan yang luas. Mereka adalah inspirasi bagi ilmuwan lain yang bekerja untuk menciptakan dunia yang lebih aman, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan,” tutur António Campinos.

“Saya pribadi ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukung kami untuk mendapatkan Popular Votes di EIA 2022. Saya berharap upaya kami tahun ini dapat menginspirasi dan membuka peluang bagi ilmuwan Indonesia lainnya untuk menciptakan prestasi yang dapat membuat bangsa kita bangga,” tutup Fahmi Mubarok. (CBC-Red.BMK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Harapan dari Misi Perdamaian Jokowi
Next post Wakil Wali Kota Malang Bung Edi Resmikan UMKM Corner di Pasar Kasin