Kota Malang, www.beritamadani.co.id – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan rasa optimismenya terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Hal itu disampaikan pada acara halalbihalal di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Malang, Selasa (17/5/2022).

“Ayo, saya juga mengajak industri-industri jasa keuangan dapat meningkatkan geliat ekonomi Kota Malang,” tutur orang nomor satu di Pemkot Malang ini.

Ia menunjukkan peningkatan signifikan angka pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang sebelumnya ada pada angka -2,26% pada tahun 2020. Kemudian meningkat di angka 4,21% di tahun 2021. Tercatat, inflasi di Kota Malang mencapai angka tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia di angka 4,3%.

“Angka tersebut dimaknai positif dan diharapkan menjadi cerminan peningkatan daya beli masyarakat Kota Malang yang semakin meningkat,” sambungnya.

Sutiaji juga memaparkan faktor-faktor pendukung yang akan menjadi fokus dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Malang pascapandemi, seperti penguatan ekosistem dan pemasaran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), aktivasi destinasi wisata, memberikan kemudahan akses berusaha, penguatan infrastruktur penunjang termasuk digitalisasi, serta memperkuat inklusi dan literasi keuangan bagi masyarakat.

Saat ini, kata Sutiaji bahwa indikator sektor pariwisata sebagai sektor dominan penyumbang angka pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, menunjukkan tren positif. Dimana jumlah wisatawan tiap bulannya meningkat tiga kali lipat dalam enam bulan terakhir, dengan 99,99% tamu dan didominasi wisatawan domestik.

“Saya berharap angka ini akan terus bertambah, terutama seiring dengan selesainya proyek wisata Kayutangan yang akan menjadi primadona pariwisata Kota Malang,” tutup Sutiaji.

Diwaktu yang sama, Ketua Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Kota Malang Sugiharto Kasmuri, menilai angka inflasi di Kota Malang yang juga tertinggi secara nasional masih dapat dikatakan sebagai hal yang cukup normal.

“Kita harus lihat perilaku masyarakat apakah ada penarikan dana secara masif atau tidak. Ternyata kondisi Kota Malang yang terjadi justru dana masuk lebih banyak mengakibatkan pertumbuhan dan pihak ketiga ada dikisaran 6%, sehingga membuat kondisi perbankan cukup stabil,” jelas Kasmuri yang juga sebagai Ketua OJK Malang.

Kedepannya masih menurut Sugiharto, sektor perbankan dihadapkan pada tantangan pada berbagai isu, seperti ancaman peningkatan non-performing loan, serta kebijakan renormalisasi pascapandemi Covid-19.

“Sektor keuangan masih terkendali dengan baik, stabilitas juga masih cukup terjaga dengan baik, dan NPL di Kota Malang masih ada di angka 2,8% dan masih jauh dari batas lampu merah di angka 5%,” imbuhnya. (Yuni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Bupati Kediri Mas Dhito: Masyarakat Boleh Lepas Masker Tetapi Tetap Jaga Kesehatan
Next post Danrem 081/DSJ Tatap Muka dengan Pimpinan Media