Kota Malang, www.beritamadani.co.id – Wali Kota Malang beserta Dandim 0833/Kota Malang menghadiri acara Sinergitas dan Penguatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), bertempat di Hotel Aria Gajayana, Jalan Kawi No.24, Klojen, Kota Malang. Kamis (19/5/2022).
Berdasarkan data, angka stunting di Kota Malang berada pada angka 9,9 persen. Angka ini berada dibawah batas maksimal angka stunting yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia WHO, yakni 20 persen.
Namun demikian, Pemkot Malang tetap berupaya melakukan percepatan penurunan stunting dengan menargetkan angka stunting bisa turun diangka 4 persen sampai dengan zero. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji, pada saat terjadi pandemi Covid-19, seharusnya angka stunting naik, karena kemiskinannya naik. Tapi pada kenyataannya angka stunting justru turun.
Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan sudah mulai meningkat. Berbarengan dengan Covid-19, yang mana masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan, salah satunya menjaga kebersihan.
“Berarti kata kunci untuk percepatan penurunan stunting adalah kesadaran masyarakat akan kesehatan,” terang Sutiaji.
Masih menurut Sutiaji, jika angka kemiskinan di Kota Malang 4 persen, seharusnya angka stunting juga bisa 4 persen atau dibawah itu. Artinya bahwa masih perlu dilakukan percepatan untuk penanganan stunting.
“Seluruh sektor harus turut dilibatkan untuk mempercepat penurunan stunting. Karena ini adalah PR kita bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos-P3AP2KB, Peni Indriani, angka stunting di Indonesia 24,4 persen masih diatas batas maksimal stunting WHO yaitu 20 persen. Tidak jauh berbeda, angka stunting di Jawa Timur juga masih berada diangka 23 persen. Sementara stunting di Kota Malang adalah 9,9 persen.
Karena itu menurut Peni, Pemerintah pusat menargetkan tahun 2023 tercapai 14 persen untuk penurunan stunting. Untuk Kota Malang memang sudah pada angka 9,9 persen, namun untuk membuat zero stunting perlu dilakukan bersama-sama.
“Penurunan stunting tidak cukup hanya dilakukan oleh satu OPD saja. Namun harus dikerjakan secara keseluruhan. Oleh karena itu hari ini kita selenggarakan acara Sinergitas dan Penguatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kota Malang,” tandas Peni.
“Tujuannya untuk mengkoordinasikan sekaligus mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di Kota Malang,” pungkasnya
Senada, Dandim 0833/Kota Malang, Letkol Kav Heru Wibowo Sofa, S.H., M.Han., berharap seluruh elemen masyarakat dapat saling bersinergi untuk mengatasi permasalahan stunting.
“Masalah stunting ini sangat penting untuk bisa segera ditangani. Karena akan menentukan kualitas dan masa depan generasi muda Indonesia,” pungkas pria dua melati di pundaknya itu.(Yuni)