Kabupaten Pacitan, www.beritamadani.co.id – Goa Gong merupakan geowisata yang selalu menjadi pilihan dan kembali dikunjungi setiap momen hari libur nasional, seperti saat ini libur Idulfitri 1443H. Bila berkunjung ke Goa Gong, goa yang dinobatkan terbaik se Asia Tenggara ini, dari arah Wonogiri 69.8 Km bisa ditempuh 1 jam 41 menit, bila dari arah Pacitan berjarak 22 Km bisa ditempuh 43 menit melalui jalan Raya Pacitan-Solo. Goa Gong terletak di Jalan Salam, Dusun Salam, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Obyek geowisata Goa Gong selama masa pandemi Covid-19 sangat sepi pengunjung. Namun momen Idulfitri 1443 H/2022 M, wisatawan pun mulai berdatangan dari luar kota. Kendaraan R4 dari Jawa Barat cukup mendominasi selain dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Yang menarik dari Goa Gong ini adalah area goa yang luas, stalaktit yang bisa berbunyi menggema ketika dipukul, dan stalakmit yang menakjubkan yang tidak dapat kita jumpai di tempat lain. Begitu masuk ke dalam goa serasa berada di dunia fantasy yang dikelilingi dengan dinding relief batuan stalaktit dan stalakmit yang berproses selama ratusan tahun. Ditambah penerangan lampu spotlight warna-warni di setiap ruangan goa, menambah keindahan pemandangan dalam goa.
D.Kusuma Pimred BMK Grup, berkesempatan mengunjungi Goa Gong yang terletak di kota kelahiran, Kota Seribu Goa Pacitan. Ia belum kembali ke tempat ini setelah hampir 20 tahun, begitu berkunjung kembali ke geowisata Goa Gong ini pun sangat terpesona.
“Ketika pertama kali saya ke sini, jalan masuk lewat sisi bukit sebelah kanan, belum ada sentra kerajinan, jalan masuk setapak masih tanah dan tumpukan batu kapur sampai mulut goa. Saat ini di dalam goa juga amazing sekali karena lampu warna-warni yang dipasang membawa perasaan kita seperti di dunia lain,” paparnya.
“Setiap pengunjung tentunya memiliki cerita sendiri bila berkunjung ke tempat ini, kemarin saya bersama keluarga ke Pantai Klayar, karena penasaran akhirnya hari ini saya kembali ke Goa Gong ini,”ujarnya.
Pimred BMK Grup ini juga menambahkan bahwa di Goa Gong saat ini merupakan geowisata nomor satu yang sangat menarik untuk dikunjungi setelah masa pandemi Covid-19, bila berkunjung ke Kota Seribu Goa Pacitan.
“Kondisi goa sudah cukup bagus fasilitasnya, instalasi kelistrikan sudah rapi, akses masuk sudah aman ada railing tangga, jalur masuk dan keluar sudah ada pembagian dan kipas angin untuk sirkulasi udara sudah dipasang. Pemandu, tukang foto dan penyedia senter untuk penerangan juga tersedia, sudah ready di sisi barat mulut goa, pengunjung bisa menggunakan jasanya. Fasum sudah komplit; toilet, ruang tunggu, pusat oleh-oleh, sentra kerajinan dan depot makan juga tersedia,” imbuhnya.
Mini salah satu pemandu wisata di Goa Gong, mengatakan bahwa keberadaan Goa Gong yang menarik wistawan untuk berkunjung memberikan nilai tambah untuk warga setempat.
“Saya menjadi pemandu hampir 14 tahun. Selama pandemi Covid-19, wisatawan yang berkunjung hampir tidak ada. Alhamdullilah beberapa hari ini, menjelang libur Idulfitri 1443 H banyak wisatawan yang berkunjung ke Goa Gong,” tuturnya.
Goa Gong sendiri sebenarnya merupakan tanah warisan keluarga Paeran, ditemukan oleh beberapa orang warga setempat dan dalam pengelolaan Disparpora Kabupaten Pacitan. Fasilitas pun dibangun dengan mengakomodir kepentingan masyarakat dan PAD Kabupaten Pacitan.
“Saya bersyukur sekali, Goa Gong ini berada di tanah milik saya. Merupakan tanah waris yang turun ke saya, dan saya tidak ingin menjualnya. Fasilitas saya persilahkan dibangun, saya ijinkan, seperti jembatan masuk di sebelah sisi depan goa. Para penemu juga sangat saya hargai, tanpa beliau-beliau ini belum tentu akan menjadi seperti ini. Bagi yang berkunjung ke goa, bisa mampir bedak saya disebelah kanan goa, di sini juga tersedia makanan minuman dan sentra kerajinan, bisa untuk oleh-oleh keluarga di rumah,” pungkas Paeran, sambil menunjukkan bedaknya yang telah selesai dibangun dan sekarang sudah bisa digunakan oleh keluarganya untuk berjualan. (Jo)