Kediri, www.beritamadani.co.id– Pagelaran “SenJa” Seni Jaranan Kediri yang digelar secara live streaming dilaksanakan tanggal 20 & 21 Nopember 2021, di Pendopo Panjalu Jayati Kabupaten Kediri resmi ditutup oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, S.H. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kediri, Sekda, Kepala Satker, Pasjar, Seniman, Budayawan dan pemerhati seni Kabupaten Kediri tentunya dengan menetapkan Protokol Kesehatan secara ketat.

Dalam sambutannya Bupati Kediri menyampaikan, “Alhamdulilah hari ini kita bisa mengikuti acara Pagelaran “SenJa” Seni Jaranan Kediri di halaman Pendopo Panjalu Jayati. Harapan saya acara ini tidak hanya sekali, bisa berkesinambungan. Tolong Pak Wig (Adi Suwignyo Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, red) ini diagendakan sebulan sekali atau dua bulan sekali. Karena teman-teman kesenian dan kebudayaan ini sudah puasa hampir 2 tahun. Jadi kalau mereka buka puasa ya buka puasanya juga harus yang kenyang”.

“Berhubung kondisi Covid saat ini sudah hilang atau belum, jawabnya belum tapi sudah mulai terkendali, maka ini adalah momentum bagi teman-teman pegiat seni dan budaya khususnya dalam hal ini adalah Pasjar untuk  bisa memulai pentas kembali,” lanjutnya.

“Pagelaran “SenJa” Seni Jaranan Kediri ini seni tradisi jaranan secara virtual. Saya baca dikomentar masyarakat Kediri merindukan (melihat pagelaran jaranan, red). Mungkin nanti tidak hanya di Pendopo tetapi diputar di bagian barat Kediri, bagian timur, bagian selatan, bagian utara masing-masing satu kali, dan itu kita lakukan selama beberapa bulan. Kalau tidak seperti itu kasian teman-teman jaranan puasa lagi,” imbuhnya.

“Kegiatan ini juga mendukung pelestarian kesenian tradisional jaranan di Kabupaten Kediri yang berjumlah kurang lebih 470 grup Pasjar yang tersebar di Kabupaten Kediri. Maka sentuhan dari Pemerintah Kabupaten sangatlah ditunggu dan diharapkan. Dengan perkembangan kondisi Covid yang tidak menentu, maka segala sesuatunya terbatas. Jadi supaya adil nanti mungkin diacara yang berikutnya kita bolehkan ada penonton tapi ya 75 atau 100 itu maksimal dan itu kita bagi rata. Apakah nanti kita mulai dari Purwoasri, ada yang di Tarokan, ada yang di Ngancar, ada yang di Ngadiluwih. Jadi semua kebagian. Ternyata orang yang rindu menonton pasjar itu jumlahnya sangat-sangat banyak,” Mas Dhito mengakhiri sambutannya.

Selesai sambutan, Mas Dhito panggilan akrab Bupati Kediri berfoto bersama dengan para seniman dan juga para kepala satker serta tamu undangan yang hadir dalam acara penutupan pagelaran “SenJa” Seni Jaranan Kediri.

Acara Penutupan Pagelaran “SenJa” Seni Jaranan Kediri berlangsung secara live streaming mulai pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 20.15 WIB, ditutup dengan penampilan PASJAR berkolaborasi dengan grup Mego Budoyo serta grup Asri Kartiko Budoyo.

Saat dikonfirmasi awak www.beritamadani.co.id Mas Dhito menyampaikan, “Sekarang Kuda lumping ini sudah menjadi Budaya Nasional maka kita tidak bisa mengklaim bahwa asalnya dari Kabupaten Kediri. Acara SenJa Kediri ini adalah acara pertama, nanti kita akan mulai road show kebagian utara, barat, timur dan selatan Kediri, kita akan buatkan acara. Karena ini terkait dengan bagaimana kita menghargai kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Kediri. Saya sudah berkomitmen untuk melestarikan kesenian jaranan ini dengan cara kita, akan kita buat rutinan,”ujarnya.

Ditempat terpisah, Hary Pratondo Ketua Pasjar Kabupaten Kediri menyampaikan, “Alhamdulilah kita diberi kesempatan main oleh Bapak Bupati Mas Dhito. Jadi inilah kesempatan yang kita tunggu-tunggu selama dua tahun puasa. Para seniman merasa mendapat angin surga lagi. Apalagi beliau Bupati mengagendakan Desember, Januari, Pebruari untuk keliling kecamatan”. (Red.BMK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Keamanan Domestik dan Pekerjaan Rumah Andika
Next post Dewan Seni dan Budaya Kabupaten Blitar Gelar Pembekalan dan Pelatihan Pengurus