Klaten, www.beritamadani.co.id – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) telah selesai melaksanakan Program IPTEK Bagi Masyarakat, Kamis (18/2/2021). Mengangkat Tema Desa Budaya, dengan judul ‘Pemberdayaan Kemampuan Berbahasa Jawa Laras Pranatacara’. Berlokasi di Desa Borongan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

“Program pengmas ini seharusnya selesai pada bulan Desember 2020, karena pandemi Covid-19 kegiatan pengmas diharapkan berakhir April 2021,” ungkap Dr. Darmoko, S.S., M.Hum., kepada media, Kamis (18/2/2021) 

Dr. Darmoko mengatakan, potensi sumber daya alam masyarakat Klaten Jawa Tengah memang tidak diragukan lagi. Tersedianya lahan pertanian yang luas, sumber mata air melimpah, dan tempat wisata alam dan sejarah yang banyak tersebar, menjadikan Kabupaten Klaten semakin sejahtera. Selain potensi sumber daya alam, Klaten memiliki potensi tinggi dalam hal sumber daya manusia, yang terkait dengan Pelestarian Kebudayaan Jawa.

“Sanggar-sanggar seni di Klaten berperan penting sebagai agen pelestari Budaya Jawa. Namun, ironisnya banyak Sanggar yang kehilangan peminat dan pembimbing karena tidak lagi sejalan dengan perubahan zaman,” ujarnya.

Melihat permasalahan tersebut, Dr. Darmoko, S.S., M.Hum., bersama Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2020 (Dwi Rahmawanto, S.Hum, M.Hum, Desty Wulandari dan Brilliansari) menggiatkan kembali potensi sumber daya manusia dalam hal kemampuan Bahasa Jawa laras Pranatacara.

Dr. Darmoko menambahkan, Bahasa Jawa laras Pranatacara biasanya dipergunakan untuk membawakan suatu acara pada upacara tradisional adat Jawa oleh seorang Pranatacara (MC). Bahasa ini mengandung unsur-unsur keindahan yang tersusun secara runtut baik struktur bahasa maupun diksi (pilihan kata). Gaya-gaya bahasa seperti personifikasi dan metafora sering mewarnai Bahasa Jawa laras Pranatacara, termasuk didalamnya pepindhan dan panyandra. Bahasa Jawa laras Pranatacara biasanya mengacu pada kaidah-kaidah dan pola-pola bahasa yang dipergunakan oleh Dalang untuk melukiskan suatu keadaan didalam pertunjukan wayang, seperti narasi janturan dan narasi pocapan. (*/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Peredaran Narkoba Seberat 6 Kilo Dibongkar Ditresnarkoba Polda Jatim
Next post Jelang Kongres KSPSI, Dukungan Suara Arus Bawah Mengalir ke Dedi Sudarajat