Kediri, www.beritamadani.co.id – Hamparan tanah berpasir hasil erupsi Gunung Kelud membawa berkah tersendiri kepada Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Tanah subur hasil erupsi ini dimanfaatkan warga untuk bertani nanas, di samping tanaman lainnya. Karena produksi nanas melimpah akhirnya Desa Sugihwaras terkenal dengan sebutan Kampung Nanas.

Seperti yang disampaikan oleh Kholil, Ketua Kelompok Tani Nanas Desa Sugihwaras, bahwa keseluruhan anggota kelompoknya menanam tanaman nanas. Hasil produksinya cukup melimpah dan sebagian pemasarannya selain langsung diambil oleh tengkulak juga dijajakan di pinggir jalan menuju area Wisata Gunung Kelud.

Menurut Kholil dimasa pandemi Covid-19 ini, omzet mengalami penurunan yang cukup tajam, hal ini  karena banyak para wisatawan domestik yang hendak berwisata ke Gunung Kelud, ada pembatasan beberapa waktu yang lalu. Sehingga menurutnya penurunan penjualan nanas secara ecer atau ikatan disebabkan karena pengunjung/wisatawan Gunung Kelud yang menurun draktis atau berkurang.

“Sebenarnya di Tahun 2020 ini, hasil panen nanas dari para petani di wilayah Desa Sugihwaras kecamatan Ngancar melimpah, sayangnya karena masalah transportasi dan distribusi, saat pandemi Covid-19 akhirnya menjadi sepi pembeli, omzet menurun,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan oleh Kholil, bahwa saat ini harga nanas per ikat yang berisi 4 buah, hanya dijual kisaran Rp.10.000,- nanas yang berjenis nanas madu per biji dijual kisaran antara Rp.10.000,- sampai dengan Rp.15.000,-.

“Perlu disyukuri biarpun masa pandemi, dihari libur Hari Minggu maupun Hari Sabtu, masih ada beberapa Pengunjung Gunung Kelud yang mampir di kios nanas saya,” pungkas Kholil.

Reporter: Cak Kas, Edtor: Widyana R.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Sidang Perdana Gugatan Pendaftaran Merk Sapta Darma Berjalan 15 Menit Akhirnya Ditunda 2 Minggu
Next post Arya Wedakarna (AWK) Senator Bali Dilaporkan Kuasa Hukum Bali Metangi Ke BK DPD-RI