Kediri, www.beritamadani.co.id – RSUD Kabupaten Kediri menggelar Edukasi dan Sosialisasi penyakit Thalasemia bagi penderita Thalasemia di Ruang Pelayanan RSUD. Mengambil Tema ‘Menuju Layanan Unggulan Thalasemia, Thalasemia Tetap Sehat dan Ceria’, Sabtu (28/11/2020)

Dalam acara tersebut turut dihadirkan penyandang Thalasemia guna memberikan semangat yang lebih baik, bagaimana memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi penderita Thalasemia, dan motivator dalam acara ini dr. Andik dari Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya.

Dokter specialis penyakit Thalasemia yang dimiliki oleh RSUD Kab Kediri, dr. Chasan Ismail SpA. menegaskan, salah satu upaya untuk menekan angka ini (resiko kematian-red), RSUD Kab. Kediri yang bekerjasama dengan Orang Tua Penyandang Thalasemia (OPTI) Kediri, adalah untuk mengelola penyandang Thalasemia, mendapatkan pelayanan optimal dengan harapan agar mempunyai kualitas hidup yang baik kedepannya, sesuai dengan VISI MISI RSUD Kab. Kediri.

“Terkait inovasi Pelayanan Publik untuk para Penyandang Thalasemia, di RSUD telah dibuat senyaman dan sebaik mungkin untuk memberikan kenyamanan bagi anak-anak Penyandang Thalasemia pada saat melakukan Transfusi darah,” ungkapnya.

Fasilitas yang ada dibuat dengan konsep ‘Thalasemia Tetap Sehat dan Ceria’. Dikatakan oleh dr. Chasan Ismail SpA, bahwa tema ini diilhami dari upaya peningkatan pelayanan kepada mereka penyandang Thalasemia, karena Thalasemia ini tergantung pada transfusi darah setiap bulannya.

“Mereka, akan menghadapi psikologis baik anak maupun orangtuanya. Jadi kita ingin ada pelayanan komprehensif, supaya mereka tetap bisa melakukan transfusi tanpa merasa tidak nyaman. Untuk pelayanan kesehatan bagi penyandang Thalasemia, kita sediakan dua ruangan di RSUD, yaitu Ruang Inap Nusa Indah dengan fasilitas yang ada di dalamnya,” jelasnya.

Dokter Chasan Ismail SpA, juga berharap kedepan kita tidak hanya mengobati anak-anak penyandang Thalasemia tetapi memotivasi mereka untuk bisa sekolah. Selain itu RSUD Kabupaten Kediri harus juga  mengantisipasi karena tidak menutup kemungkinan penderita Thalasemia bisa bertambah.

“Harapan saya kedepan untuk penanganan anak-anak penderita Thalasemia di RSUD Kab.Kediri bisa berjalan dengan optimal. Thalasemia merupakan kelainan prioritas, jadi tidak hanya mengobati tetapi bagaimana membuat kualitas lebih baik, tidak hanya diobati tetapi bagaimana mereka bisa sekolah. Ada 31 penderita Thalasemia di RSKK, tidak menutup kemungkinan dengan berjalannya waktu bisa bertambah,” tandasnya.

Ditempat yang sama, dr.R.Soerjatmono SpA, dokter senior Specialis Anak di RSUD Kab.Kediri selama 20 th, menambahkan, Thalasemia bukanlah penyakit menular, tapi penderita penyakit turunan (genetic) itu harus diminimalisir mengingat penderita thalasemia harus melakukan transfusi darah seumur hidup setiap bulan.

“Saya ingin mereka tetap melakukan transfusi darah pada waktu yang tepat dan kita menyiapkan untuk obat lainnya yang dibutuhkan,” tuturnya.

Ketersediaan darah juga diperhatikan dengan menyiapkan bank darah dan bank donor serta mencari pendonor aktif.

“Semoga ini terus menjadi inspirasi bagi semuanya terkait penanganan Thalasemia dan kita akan terus mengembangkan pelayanan untuk jenis penyakit lainnya,” ucapnya.

Dokter R.Soerjatmono SpA , juga mengatakan bahwa Thalasemia bukan penyakit menakutkan, karena di dalam dunia medis selalu berubah-ubah. Harus ada kerjasama, pasien, ortu, perawatnya dan alatnya. Juga kita harus lebih disiplin untuk meminum obat. Agar supaya penanganan yang dilakukan oleh pihak dokter bisa maksimal.

Sementara itu salah satu keluarga pasien yang ditemui Media Online www.beritamadani.co.id sangat bersyukur dengan apa yang didapatkan oleh anaknya saat ini, tentang pelayanan yang dilakukan oleh pihak RSUD Kabupaten Kediri.

”Pelayanan di RSUD bagus dan cepat. Antreannya tidak lama. Karena sekarang sudah dibagi sesuai Poli. Lingkungannya juga bersih dan sehat,” ungkapnya.

Untuk diketahui bersama, bahwa yang disebut dengan Thalasemia ini adalah, penyakit genetik/turunan terbanyak di dunia, karena adanya kelainan pada sel darah merah yang diakibatkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama pada manusia. Ini mengakibatkan eritrosit (sel darah merah) mudah pecah dan umurnya kurang dari normal yaitu kurang dari 120 hari. Dan gejala yang timbul pada si penderita akan terlihat dengan istilah 5L: Lelah, Lemah, Letih, Lesu dan, Pucat. (Tim BMK/Cak Kas/Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Monitoring Obyek Wisata Pantai Serang Dan Pasir Putih Pehpulo, Serma Taufik Imbau Pengunjung Patuhi PROKES
Next post Kerja Bakti di Sendang Towo Menang, Ditemukan Potongan Dan Tumpukan Batu Bata Merah Kuno