Kediri, www.beritamadani.co.id – Lereng Gunung Wilis tepatnya di Dusun Parang, Desa Parang, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri, terdapat Situs Wisata Religi yang belum banyak diketahui, situs tersebut adalah  Situs Makam Raja Mataram Keturunan Putro Kusumo.

Untuk menuju ke lokasi ini dari trafic light Pasar Banyakan, Jalan Raya Kediri – Nganjuk, ±15 Km kearah Desa Parang.  Bisa ditempuh dengan menggunakan roda 4 atau roda2, melalui jalan beraspal yang mulus sampai ke kaki bukit, yaitu pertigaan Dusun Parang, bila kearah kanan menuju Goliman dan yang  ke kiri menuju situs makam, lalu menyusuri punggung bukit sampai ke area pemakaman.

Bila ditelisik nama Desa Parang itu sendiri mirip dengan sebuah tempat yang berada di Jogja yaitu Parang Kusumo. Saat ini Desa Parang memang belum banyak diketahui khalayak luas, bahwa terdapat pemakaman Raja Mataram dari “trah“ atau keturunan Putro Kusumo. Sebuah cerita masa lalu, perjalanan panjang intrik perebutan kekuasaan yang menyebabkan terbunuhnya satu keluarga kerajaan, sampai melarikan diri ke wilayah Kediri.

Lebih lanjut dikisahkan bahwa terbentuknya nama nama desa sekitar tempat ini juga berasal dari riwayat pelarian keluarga Pandu Progolopati. Seperti nama Gringging, berasal dari kisah perjalanan sang raja yang merasakan “Gringgingen”(kesemutan), Banyakan sebuah nama yang berasal dari kisah ketika beliau sudah banyak merasakan sakit yang luar biasa, Peso berasal dari kisah ketika beliau harus memaksakan diri untuk mencapai perbukitan, kemudian Parang yang diartikan makam untuk raja ketika beliau menemui ajal di sana.

Tim Liputan www.beritamadani.co.id menemui Juru Kunci Mbah Pairin Putri, dikatakan,”Di lokasi pemakaman ini terdapat 7 (tujuh) makam yang dikeramatkan yaitu: makam Prabu Pandu Pragulopati bersama permaisurinya Kanjeng Putri Sutro Kenongo, Patih Respati, Ibu Prabu Pandu Putri Sedyowati dan ketiga anak yaitu: Sri Kuning, Jaya Kapitrisna dan Mulyo Kusumo, semua masih keluarga,”ungkapnya, (29/8/20).

Sementara itu, Marsidi (61) warga sekitar situs ketika ditemui di lokasi, menambahkan bahwa situs tersebut dipugar sekitar setahun yang lalu. Banyak sejarah yang ada disini terutama tentang sejarah Kediri.

“Setiap malam Jum’at legi dan malam Selasa Kliwon selalu ramai pengunjung  bahkan  sering ada  bermalam” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa apalagi bertepatan dengan Bulan Suro, makam ini banyak dikunjungi keluarga besar kerajaan baik dari Solo, Abdi dalem keluarga besar Mataraman maupun dari Yogyakarta.

“Penduduk sini selalu melakukan tradisi selamatan kala malam Jumat Legi dan malam Selasa Kliwon di tempat ini untuk menghormati keluarga yang dimakamkan disini,”pungkasnya.

Sahabat www.beritamadani.co.id, perlu disampaikan bahwa banyak orang yang melakukan sebuah ritual di tempat yang sangat sakral seperti ini untuk kirim doa dan berdoa mendapatkan berkah, akan tetapi wajib kita ingat bahwa semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah SWT.

Reporter: Tim BM-Cak Kas, Editor: Widyana R.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Dua Pemuda Pengedar Sabu Dan Pil Koplo Dari Tarokan Terciduk Satreskoba Polres Kediri Kota
Next post Pilkada Kabupaten Kediri 2020, PKS Berikan SK Dukungan Untuk Pasangan Dhito-Dewi