DSC07054-1DSC07059

Kediri,Beritamadani.co.id – UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Revitalisasi Kesenian Daerah Berbasis Budaya Panji” di Hall Merpati Insumo Palace Kediri, pada Tanggal 16 – 17 Februari 2017.

Forum Group Discussion (FGD) ini diikuti 40 peserta, terdiri dari beberapa perwakilan Kabupaten / Kota di Jawa Timur yang ada kesenian panji (antara lain dari Kota / Kabupaten Kediri, Kota / Kabupaten Blitar, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Pacitan, red), beberapa Dewan Kesenian Jawa Timur, perwakilan Perpustakaan Nasional dan  perwakilan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Acara ini diawali dengan sambutan oleh Dr. H. Jarianto, M.Si., selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, sekaligus membuka Forum Group Discussion ini. Dalam sambutannya, Dr. H. Jarianto, M.Si menyampaikan, “Panji sudah mendunia, panji sudah terkenal di dunia. Ada beberapa hal yang perlu disikapi antara lain bagaimana secara legenda / literatur ada kepastian bahwa panji miliknya Indonesia, khususnya di Jawa Timur lebih khusus Kediri. Budaya Panji sudah mendominasi diangan-angan Masyarakat Jawa Timur. Revitalisasi akan memunculkan nilai-nilai baru dalam budaya bangsa. Wacana tahun ini, Bapak Gubernur Jawa Timur akan mengadakan Festival Panji di Kediri”.

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari beberapa narasumber, antara lain, Prof.Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro (Pengamat Pendidikan), Evie Wijayanti, MM.Pd. (Kepala UPT LPPK Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur) dan Henri Nurcahyo (Seniman).

DSC07065 DSC07068

Dalam pemaparannya Prof.Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro memaparkan beberapa hal antara lain:

  • Ceritera Panji timbul di Kediri sejak Abad ke 13 dan langsung digemari masyarakat tidak saja di Jawa Timur tetapi sampai ke Bali, Makassar dan Asia Tenggara (Malaysia, Vietnam, Kamboja, Thailand, Myanmar).
  • Panji adalah local genius / jenius lokal dari Jawa Timur cq Kediri dan Panji selain diterima di Mancanegara juga menjadi inspirasi bagi seni lainnya, seperti Seni Tari, Seni Pentas, Seni Wayang, Seni Topeng dan diukirnya tema Panji sebagai Relief di berbagai Candi. Karenanya merupakan kebanggaan kita semua!.
  • Sudah saatnya Budaya dan Seni Panji ini dibangkitkan kembali, tidak saja sebagai kebanggaan akan warisan nenek moyang kita, tetapi juga menjadi penggerak dan inspirasi atau motor kehidupan kita dibidang sastra, budaya, seni, ekonomi, pariwisata, industri kreatif, design dsb.
  • Budaya Panji meliputi berbagai Sastra, Budaya, Seni dan Pertunjukkan Naskah Panji, Tari, Pentas, Wayang, Topeng dan Relief di Candi. Kemudian dalam zaman modern ini perlu dikembangkan melalui media yang lain seperti Fashion Panji, Cartoon, Karikatur, Komik Panji, Sinetron dan Serie TV Pabji di TV, Penelitian budaya dan seni Panji di Sekolah dan Universitas, Sosialisasi melalui TV dan Media.

Dilanjutkan dengan pemaparan Revitalisasi Kesenian Daerah Berbasis Budaya Panji Tahun 2017 oleh Evie Wijayanti, MM.Pd. (Kepala UPT LPPK Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur). Dalam pemaparannya, Evie Wijayanti menjelaskan:

  • Pengertian dari Revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali. (*Wikipedia Ensiklopedi Bebas)
  • Merevitalisasi kesenian daerah adalah bentuk pembinaan dalam rangka mengupayakan, memelihara kehidupan seni tradisional secara menyeluruh mulai dari memetakan segala persoalan yang berkait dengan materi seni itu sendiri, jenis kesenian, fungsi dan lain-lain. Salah satu tupoksi UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian adalah “Melaksanakan revitalisasi kesenian”.

DSC07082 DSC07067

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Cerita Panji Sebagai Basis Kreatif Seni oleh Henri Nurcahyo. Dalam pemaparannya, Henri Nurcahyo menyampaikan :

  • Cerita Panji bukan sekedar kisah romantika Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji yang berpusat di Kediri. Ada banyak versi yang berkembang di berbagai daerah dan memiliki eksistensinya sendiri. Karena itulah Pigeud menyebut Panji yang mainstream sebagai Panji Mayor, sedangkan cerita-cerita Panji di luar itu disebut sebagai Panji Minor.
  • Cerita Panji memiliki ragam wujud, varian bentuk ekspresi, areal penyebaran, maupun kurun waktu panjang perkembangannya.
  • Budaya Panji ibarat “sumber yang tak pernah kering” ditimba. Budaya Panji sebagai sumber kreasi (creation resourches) bagi para kreator untuk dikreasikan kali pertama (first creation) atau dikreasikan ulang (recreation), sehingga beranak pinak menjadi entitas seni budaya Panji. Budaya Panji itu kaya, beragam, unik dan menarik.

Saat dikonfirmasi Awak Beritamadani.co.id, Prof. Dr. –Ing Wardiman Djojonegoro menyampaikan bahwa, “saat ini saya sedang berkonsentrasi kepada panji dan saya lihat bahwa sejarah panji itu 7 abad yang lalu. Panji datangnya dari Jawa. Sehingga alangkah baiknya kreatifitas dari nenek moyang kita, kita teruskan karena kita cucunya”.

“Tentunya nusantara itu memiliki lebih dari 10 ribu budaya. Jadi silahkan masing-masing meneruskan, tetapi kebetulan saya sedang mengurus panji yang 7 abad lamanya. Panji datangnya dari daerah Kediri dan menyebar sampai ke Birma, sampai ke Bangkok dan sebagainya. Panji juga menyebar dalam ungkapan seni yang lain berupa tarian, wayang, topeng dan sebagainya itu sangat mengagumkan. Dan kita sebagai cucu-cucunya harus sadar, nenek moyang kita begitu kreatif adanya tetap kita dukung. Sekarang agak tipis karena kalau 100 anak kita tanya tentang panji, 99 anak tidak mengerti panji, yang mengerti panji hanya 1, Dewi Anggraini atau Inu Kertapati”.

“Jadi dengan festival ini kita harus memberi pengertian, pemahaman tentang panji dan festival ini temanya adanya cinta, kasih sayang. Dalam rangka demokrasi kita yang sudah begitu kasar, kita tetap bisa berfikiran dan bertindak halus”.

“Untuk generasi muda yang perlu dimunculkan ini soal kreatifitas. Untuk meningkatkan rasa budaya anak-anak kita perlu diadakan sesuatu yang bertema panji misalnya tari panji untuk anak SD 5 menit, SMP 7 menit, SMA 15 menit”.

“Pembangunan itu tidak saja hanya membangun gedung, jalan tetapi juga membangun karakter, budaya adalah satu, sayangnya tidak banyak hal ini dimengerti. Jadi kita seniman harus bisa mengantarkan budaya sebagai salah satu kebutuhan hidup dari masyarakat. Dan kebetulan kali ini kita mengambil tema panji”, pungkas Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro.

DSC07101 DSC07080

Ditempat terpisah, Awak Beritamadani mengkonfirmasi Evie Wijayanti, MM.Pd menyampaikan bahwa, “Salah satu tupoksi kami melaksanakan revitalisasi kesenian daerah. Harapan kami bisa bekerjasama dengan stakeholder yang ada, baik dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Karena upaya pembudayaan tidak lepas dari upaya pembudayaan generasi muda. Kalau era sekarang yang terpenting di dunia formal kemudian di lingkungan sosial, masyarakat, keluarga kemudian peran penting media. Kita harus mempunyai prinsip “membersihkan hati sebelum melakukan segala sesuatu””.

Acara Forum Group Discussion (FGD) ini pada intinya menyiapkan Festival Panji Nasional yang akan diselenggarakan di Kediri pada tanggal 16 – 22 Juli 2017.  (Widya/Dian)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Anak Dengan Lamban Belajar (Slow Learner)
Next post Destinasi Wisata Pantai Klatak