dsc02953 dsc02933

Kediri, Beritamadani.co.id – Upacara Adat dalam rangka Memetri dan Kirab Budaya dilaksanakan di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, pada Hari Selasa Kliwon, Tanggal 1 Nopember 2016, start di halaman rumah Juru Kunci Mbah Laminem Joyo Ngulomo dan finish di Makam Prabu Anom, dengan menempuh jarak kurang lebih 1 Km.

Sebelum Kirab dilaksanakan, Pukul 08.30 WIB, diawali dengan pembukaan dan doa yang dipimpin oleh H. Imam Suyuti. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Gustur selaku Ketua Panitia. Dalam sambutannya Gustur, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. “Saran selalu kami tunggu demi kemajuan acara ini”.

Kemudian dilanjutkan Sambutan dari Muspika Kecamatan Ngasem, oleh Danu, mewakili Kepala Wilayah Kecamatan Ngasem, yang tidak bisa hadir. Danu menuturkan “Kirab Budaya dan Memetri, yang menjadi tradisi di desa ini agar tetap dilestarikan supaya tidak punah. Kami melihat pada acara ini banyak diikuti oleh generasi muda khususnya dari TK, SD, SMP, SLTA dan masyarakat serta komunitas pelestari budaya yang bisa hadir dalam acara ini. Budaya tidak boleh dicampur-adukan dengan agama, supaya tidak terjadi konflik horisontal antar anggota masyarakat. Tradisi yang baik untuk bisa dilestarikan dan ditingkatkan”.

dsc02917 dsc02931

Dilanjutkan sambutan dari Muhammad Samsul Siswanto, SE., Selaku Kepala Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Samsul Siswanto, SE,. menuturkan, “Bersih Desa dalam rangka hari jadi desa ini, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan sebagai wujud ucapan terimakasih kepada para pendiri desa. Tujuannya yaitu menarik wisatawan lokal supaya berkunjung, untuk melihat budaya yang ada di Desa Doko. Untuk memperkenalkan, memamerkan budaya kepada anak-anak sampai dewasa”.

Kemudian dilanjutkan dengan Kirab mulai Pukul 09.00 WIB, sampai dengan Pukul 11.00 WIB. Sesampainya di Makam Prabu Anom, dilakukan ritual khusus dan memetri (selamatan) yang dipimpin oleh Mbah Laminem Joyo Ngulomo (Juru Kunci Makam Prabu Anom) supaya Desa Doko selamat juga seluruh kecamatan dan Kabupaten kediri agar selamat tidak ada halangan atau beboyo suatu  apapun. Kemudian dilanjutkan dengan pementasan Tari Gambyong dan pembacaan Sejarah Desa Doko.

dsc02901 dsc02913

Sejarah Desa Doko dibacakan oleh salah satu Panitia Upacara Adat dari Desa Doko sebagai berikut : Pada zaman dahulu Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo memerintahkan 2 orang Pendeta atau Pinisepuh yaitu Ki Ageng Doho dan Ki Ageng Doko untuk melaksanakan Babat alas di sebelah selatan kerajaan. Ki Ageng Doho babat alas di sebelah barat Brantas dan Ki Ageng Doko  babat alas di sebelah timur Brantas. Selesai melaksanakan tugas tersebut oleh sang Prabu Sri Aji Joyoboyo mendapat anugerah jabatan Ragian Mahapatih dan Ki Ageng Doho mendapat tambahan nama yaitu Butolocoyo sedangkan Ki Ageng Doko mendapat tambahan nama Ki Ageng Tunggul Wulung. Dua orang Pendeta atau Mahapatih tersebut untuk memantau atau mengawasi Prabu Anom yaitu Putra Mahkota Sri Aji Joyoboyo yang bertapa di Selobale Gunung (Redi) Klotok. Sebab Prabu Anom nantinya akan mengantikan atau meneruskan pemerintahan di Kerajaan Daha, nama Ki Ageng Doko dijadikan nama Desa Doko dan Situs Prabu Anom dan Ki Ageng Doko menjadi Pepunden Desa Doko.

Setelah pembacaan Sejarah Desa Doko dilanjutkan dengan doa dan pembagian ambengan kepada semua yang hadir pada acara tersebut. Kerjasama, kekompakan dan kerukunan warga terlihat sangat jelas. Sejak pagi hari sudah menunggu berlangsungnya Upacara Adat Dalam Rangka Memetri / Nyadran dan Kirab Budaya Tahun 2016 (Tahun Saka 1950) di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Bahkan sampai acara selesai Pukul 11.00 WIB, warga masih berada di tempat upacara adat. (Made – Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Selamatan Group Kesenian Kuda Kepang Putro Joyoboyo
Next post Upacara Wedhar Hayuning Penataran 2016