dsc01863 dsc01927

Kediri, Beritamadani.co.id – Desa Menang menyimpan banyak sejarah Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo. Mulai dari tempat menyucikan diri sampai dengan muksonya. Para Sesepuh, Pinisepuh dan Aji Sepuh Desa Menang bersama dengan Yayasan Hondodento Yogyakarta mengadakan Ritual Kirab 1 Suro dengan rute mulai dari Balai Desa Menang, Pamoksan Sri Aji Joyoboyo kemudian finish di Sendang Tirto Kamandanu. Kirab ini dilaksanakan pada Hari Minggu, 02 Oktober 2016, mulai Pukul 08.30 Wib sampai dengan Pukul 12.30 Wib. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Forpimcam Pagu, Ketua Yayasan Hondodento Yogyakarta, beserta rombongan dan para pelaku budaya yang ada di Kabupaten Kediri dan sekitarnya.

Sebelum acara kirab dimulai, terlebih dahulu diadakan  pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, mengheningkan cipta, pembacaan sekilas tentang Sri Aji Joyoboyo dilanjutkan dengan Pagelaran Seni  Tari Bedoyo, Laporan Kepala Desa Menang, Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Gembong Suprayitno,  kemudian baru pelaksanaan kirab.

dsc02062 dsc01932

Saat dikonfirmasi Awak Beritamadani.co.id, Suratin juru kunci Sendang Tirto Kamandanu menyampaikan, “Acara ritual kirab ini merupakan acara tahunan yang pesertanya sebagian besar warga Desa Menang dan sekitarnya serta perwakilan Hondodento Yogyakarta. Yang membawa bokor tabur bunga dan caos dhahar pada sinuwun syaratnya perawan yang masih kecil dan suci belum haid berjumlah 16 anak. Sedangkan lainnya perawan yang tidak sedang berhalangan (haid)”.

Prabu Sri Aji Jayabaya merupakan raja termasyhur diantara Raja-raja Kediri, yang mampu memerintah Kediri sampai pada zaman keemasan Tahun 1135 M – 1143 M. Oleh karena itu maka setiap tahun diadakan Upacara Ritual 1 Suro, ke Petilasan Sang Prabu Sri Aji Jayabaya untuk mengenang keluhuran dan kebesaran nama beliau. Adi Wahyono menceritakan sekilas tentang Sri Aji Joyoboyo.

dsc01945 dsc01905

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri , Gembong Suprayitno, dalam sambutannya menyampaikan, “Upacara 1 Suro yang dilakukan oleh Masyarakat Jawa merupakan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Para leluhur kita banyak mewariskan beraneka macam budaya, tata krama, sopan santun dan pengetahuan. Suatu contoh Upacara 1 Suro ini sebagai bentuk menghormati dan menghargai leluhur kita Sri Aji Jayabaya atas keistimewaan dan keberaniannya yang terkenal dengan karyanya yaitu Jongko Jayabaya. Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Kirab Ritual 1 Suro dapat diberangkatkan”.

Para peserta kirab bersiap untuk melaksanakan kirab start dari Balai Desa menang Pukul 09.30 Wib menuju Pamoksan Sri Aji Jayabaya. Sampai di Pamoksan Pukul 10.20 Wib, kemudian diadakan ritual di Pamoksan sampai Pukul 11.30 Wib. Kemudian kirab dilanjutkan menuju Sendang Tirto Kamandanu. Sampai di Sendang Tirto Kamandanu Pukul 12.00 Wib. Sesampainya di Sendang Tirto Kamandanu diadakan ritual tabur bunga di taman kaputren sebelah utara Sendang Tirto Kamandanu yang diikuti oleh 16 anak perawan yang masih suci dan belum haid.

dsc02074 dsc02043

Awak Beritamadani.co.id menemui Gatot Suprayogi Ketua Cabang Kediri Yayasan Hondodento Yogyakarta dan juga sebagai penasehat kepanitiaan Kirab 1 Suro yang diadakan di Desa Menang. Gatot Suprayogi menyampaikan, “Event ini untuk melestarikan budaya bangsa karena generasi penerus sekarang khususnya tentang budaya kurang memperhatikan. Sehingga kita mempelopori acara ini setelah dipugarnya Pamuksan Sri Aji Jayabaya. Kirab 1 Suro ini pertama kalinya diadakan Tahun 1974, atas prakarsa Keluarga Besar Hondodento. Yang datang hari ini Perwakilan Hondodento yang masih sehat, kuat karena keluarga Hondodento sudah banyak yang sepuh (tua), sehingga yang sepuh-sepuh tidak bisa rawuh (datang)”.

“Tujuan diselenggarakan kirab ini untuk meluhurkan Sang Prabu Sri Aji Jayabaya. Bagaimanapun juga beliau raja yang termasyhur, raja titisan Dewa Wisnu, raja keadilan yang adil dan bijaksana. Kita mengambil suri tauladan dari beliaunya. Itu kaitannya dengan Jongko Jayabaya, yang masih berlaku sampai Tahun 2100 M. Eyang Jayabaya bisa melihat dimensi  1000 tahun yang akan datang. Jadi berakhir kurang lebih sampai Tahun 2100 M”. “Harapannya kedepan bagaimanapun juga ini membawa nama baik pemerintah, uluran tangan yang sudah ada dari pemerintah perlu kita tingkatkan. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kab.Kediri, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang saat ini sudah membantu pelaksanaan Ziarah 1 Suro ini”.

dsc01879 dsc01989

“Mulai tahun ini kita menggunakan putra daerah artinya warga sekitar kita libatkan supaya ikut handarbeni. Sedangkan kita dari Hondodento posisi tut wuri handayani mendorong dari belakang. Karena bagaimanapun juga ini nantinya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kab.Kediri, pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kelanjutannya pembangunan Kawasan Pariwisata Pamuksan Sang Prabu Sri Aji Jayabaya, karena wisatawan dari luar daerah semakin banyak. Jadi kita tidak bisa lepas dari Pemerintah Daerah Kab.Kediri, bagaimanapun juga ini milik pemerintah daerah”, pungkas Gatot Suprayogi.

Kami atas nama Panitia Kirab 1 Suro, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri dan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, demi terselenggaranya acara ini. (Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Persiapan Jelang Kirab 1 Suro Di Sendang Tirto Kamandanu Desa Menang Pagu Kediri
Next post Komunitas Garuda Mukha Mengadakan Grebeg Suro, Kirab Pusaka, Kirab Budaya Dan Seni Budaya