DSC05254 DSC05255

Pacitan, Beritamadani.co.id – Terminal Bus Wiyoro, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, setiap hari  pasaran pahing mempunyai fungsi ganda. Selain untuk terminal bus Jurusan Lorok Trenggalek juga sebagai pasar tradisional. Karena pasar utama (pasar Wiyoro,red) tidak bisa menampung para pedagang yang berdatangan dari daerah lain sehingga para pedagang yang datang dari luar daerah memanfaatkan Terminal Bus Wiyoro sebagai tempat menjajakan dagangannya.

Pada saat melintas di depan terminal Wiyoro, Awak Beritamadani.co.id melihat dua orang yang sedang menghibur para pedagang dari luar daerah Wiyoro, mereka beristirahat, sambil minum kopi dan mendengarkan musik keroncong lantunan suara Mbah Hartono, yang diiringi kentrung yang dipetik oleh Yadi.

Karena irama dan lantunan suara yang merdu, menjadikan rasa ingin tahu lebih lanjut tentang siapa sebenarnya Mbah Hartono dan Yadi ini.

Saat ditemui Awak Beritamadani.co.id, Mbah Hartono menyampaikan, “Nama saya Hartono, umur 76 tahun, alamat RT.05 RW.01, Somoroto, Sampung, Ponorogo, tapi saya berdomisili di Batu Retno, Wonogiri, Jawa Tengah”.

“Saya bertahan hidup dan menghidupi keluarga dari bermain musik Keroncong”. “Selain itu tujuan saya mempertahankan musik Keroncong, jangan sampai kalah dengan musik-musik yang lain”.”Musik Keroncong supaya dilindungi negara, jangan sampai diakui negara lain”.”Keroncong tetap dihidupkan jangan sampai ditinggalkan”.“Karena musik keroncong mulai ditinggalkan, maka saya berusaha tetap mempertahankan dengan membuat Group Musik Keroncong Setia Kawan”. “Saya pemimpin Group Musik Keroncong Setia Kawan, di Wonogiri Jawa Tengah”.”Kalau pas tidak ada tanggapan (job,red), setiap pasaran pahing saya ke Terminal Wiyoro untuk menghibur masyarakat di sini”, pungkas Mbah Hartono.

Kemudian Awak Beritamadani.co.id menemui Yadi teman dari Mbah Hartono. Yadi menyampaikan, “Saya menghibur masyarakat dengan melantunkan lagu diiringi musik keroncong selain sebagai hobi, juga untuk menghidupi keluarga”.”Setiap hari pasaran  pahing, saya ikut Mbah Hartono ke Terminal Bus Wiyoro Lorok”.

Usia senja Mbah Hartono tidak menjadikan penghalang semangatnya untuk tetap mempertahankan Musik Keroncong walaupun harus jauh dari keluarga. Kita sebagai generasi muda harus bangga dan tetap mempertahankan Musik Keroncong sebagai musik asli Warisan Bangsa Indonesia. (Cahyo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Memeriahkan HUT RI Ke-71 Dengan Panjat Pohon Pisang Di Atas Kubangan
Next post ABK Sharing#1,Perlunya Pemahaman ABK Bagi Para Orang Tua Murid Dan Masyarakat Indonesia