img-20160917-wa0005img-20160917-wa0010

Malang, Beritamadani.co.id – Sahabat madani, tidak terasa kita sudah sampai pada ABK Sharing #3 pada hari ini. Pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi ilmu berdasarkan apa yang penulis pahami dan dari berbagai literatur. Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks, meliputi gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imaginatif, yang mulai tampak sebelum anak berusia tiga tahun, bahkan anak yang termasuk autisme infantil gejalanya sudah muncul sejak lahir. Istilah lainnya anak dengan gangguan sosial emosi dan anak yang memiliki gangguan pada kemampuan komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosialnya (IDEA)

Ciri atau tanda anak spektrum autis bervariasi yang meliputi  3 bidang, yaitu: 1.Gangguan komunikasi atau wicara,2. Interaksi sosial, 3. Gerakan berulang-ulang (stereotip) dengan derajat ringan sampai berat.

Anak autism memiliki karakteristik khusus yaitu :

  • Memiliki aktivitas yang berulang-ulang
  • Rentan terhadap perubahan lingkungan atau aktivitas rutin
  • Respon tidak biasa dalam pengalaman sensorik
  • Hambatan dalam interaksi sosial
  • Ada yang memiliki kemampuan khusus yang berkembang baik
  • Sebagian menunjukkan hiperaktivitas dan fokus perhatian rendah
  • Usia 0 – 2 tahun: anak jarang menangis atau sering menangis tanpa sebab (iritable), sulit bila digendong karena gerakan tangan dan kaki berlebihan, tidak ada kontak mata, tidak ditemukan senyum sosia (merespon atau membalas senyum orang lain disekitarnya), terkadang ada fase perkembangan motorik yang terlewati seperti anak tidak melewati fase merangkak tapi langsung berdiri atau lari, menggigit tangan dan anggota orang lain secara berlebihan.
  • Usia 2 – 3 tahun: anak tidak tertarik bersosialisasi dengan anak lain, melihat orang sebagai benda, kontak mata terbatas, tertarik pada benda tertentu, tidak menyukai sentuhan atau dipeluk, marah bila rutinitas yang biasa dikerjakan diubah, menyakiti diri sendiri, dan agresif.
  • Terlambat dalam perkembangan komunikasi atau bahasa
  • Anak sangat lambat bicara atau tidak bisa sama sekali , mengeluarkan suara yang aneh tanpa makna, mengulang-ulang atau membeo ucapan lawan bicara,berbicara tapi tidak untuk berkomunikasi.
  • Ditanya tidak bisa menjawab, bahkan mengulang pertanyaannya.
  • Tidak bisa berkomunikasi dua arah dan tidak menatap mata lawan bicaranya.
  • Kalau dipanggil tidak mau menengok.
  • Merasa tidak nyaman dalam keramaian, misalnya pesta ulang tahun, perkawinan, dan lain sebagainya.
  • Merasa lebih nyaman bila main sendiri
  • Berperilaku aneh seperti jalan berjinjit-jinjit, berputar-putar, lompat-lompat, mondar-mandir tak bertujuan.
  • Sering melihat dengan mata yang miring.
  • Kelekatan dengan benda tertentu, sehingga kemana-mana harus membawa benda tersebut
  • Mengamuk hebat kalau tidak mendapatkan keinginannya.
  • Tertawa atau menangis atau marah tanpa sebab yang jelas.
  • Tidak ada rasa empati.
  • Ada kebutuhan untuk mencium-cium sesuatu dan memasukan segala benda yang dipegangnya ke dalam mulut atau digigit-gigit.

Apa yang perlu dilakukan orangtua atau keluarga bila anak menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda di atas?:

  1. Konsultasikan kepada tenaga ahli (dokter, psikolog, tenaga pendidik) untuk mendapatkan informasi, diagnosa dan rekomendasi untuk penanganan lebih lanjut.
  2. Mencari tahu kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya, tingkat sensitivitas terhadap rangsang gerak, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
  3. Mencari tahu kebutuhan sensori, diet, biomedis, dan lain sebagainya yang bisa dilakukan di rumah.
  4. Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang dimiliki anak.
  5. Melibatkan anak dalam aktivitas sederhana di rumah seperti mencuci piring, menyiram tanaman, menyapu rumah, merapikan pakaian, dan lain sebagainya sesuai kemampuannya.
  6. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan, misalkan ruangan untuk bergerak secara bebas, alat bantu belajar, dan lain sebagainya.
  7. Dalam menentukan pendidikan pada anak, harus melihat tingkat kecerdasan dan intensitas gejala autisnya, karena setiap anak autis berbeda.

Bagaimana cara membantunya :

  • Ajarkan rutinitas sedikit demi sedikit dan gunakan simbol-simbol untuk mewakili kegiatan
  • Kembangkan dan gunakan visual clues untuk memahami aturan
  • Koreksi langsung dengan instruksi pendek dan gunakan visual clue
  • Gunakan komunikasi gambar
  • Beri aturan yang jelas dan tegas

Salah satu jenis bantuan yang dapat dilakukan adalah dengan “Prompts”

Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan instruksi.

Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut

1.Verbal Prompts

Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya

2.Modelling

Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas.

3.Gestural Prompts

Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual special spesifik.

4.Physical Prompts

Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

5.Peer Tuturial

Peer tutorial adalah dimana seorang siswa yang mampu (pandai) dipasangkan dengan temannya yang mengalami kesulitan atau hambatan. Didalam pemasangan seperti ini siswa yang mampu bertindak sebagai tutor (pengajar).

6.Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk mengarahkan beberapa siswa dengan berbagai derajat kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. Cooperative learning mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima perbedaan individu.

img-20160917-wa0007 img-20160917-wa0011

Setelah kita sharing pengetahuan tentang ABK Autisme, pada kesempatan kali ini juga kami share ada beberapa kemampuan anak penderita autis yang luar biasa, seperti kemampuan anak Asya Eka Maharani dan M.Affan Akbar, dibawah ini:

Asya Eka Maharani (Penghafal Surat-surat Pendek Al-Qur’an)

Ananda tinggal di Kota Batu dan lahir di Pekan Baru, pada Tanggal 22-02-2004. Permasalahan terberat yang di alami oleh ananda adanya pengendalian emosionalnya yang tidak stabil di setiap waktu. Tantrum yang berlebihan dan luapan emosional dengan menangis sekeras-kerasnya adalah hal yang biasa di alami oleh ananda. Menginjak usia 12 tahun ini telah banyak kemampuan positif yang dimiliki ananda antara lain mampu menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, mampu mengenal dan menyebutkan nama-nama orang disekitarnya. Percaya diri jika tampil di kelas atau di depan umum. Kemampuan secara akedemik memang tidak begitu menonjol namun demikian kelebihan yang dimiliki mampu memberikan penilaian dan semangat bagi depannya kelak.

Kekurangan yang dimiliki ananda tidak membuat orang tuanya malu atau berniat untuk menyembunyikan ananda. Di usia 5 tahun anada sudah bersekolah di TK umum begitu juga di usia 7 tahun bersekolah di sekolah umum penyelenggara pendidikan inklusif, hingga saat ini ananda bersekolah di sekolah luar biasa mampiu menunjukkan perkembangan yang positif. Semangat serta kasih sayang orang tuanya dalam mengasuh, membimbing dan mengarahkan agar kemampuan yang dimiliki akan menjadi sebuah kelebihan yang Luar Biasa.

M.Affan Akbar (Mahir dalam  Pembuatan  Aplikasi Iklan 3 Dimensi)

Ananda lahir di Malang pada Tanggal 01-05-2007, dan hingga saat ini tetap  tinggal di Malang bersama orang tua dan adiknya. Diketahui ananda memiliki perbedaan perkembangan di usia 2,5 sampai 3 tahun dimana Ananda belum bisa atau terlambat berbicara, hiperaktif, tidak bisa di ajak komunikasi 2 arah dan asyik dengan dunianya sendiri dan jarang untuk langsung bisa melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Menurut hasil asessment dokter saat itu kemungkinan diagnosa autisme diperoleh dari riwayat kehamilan sang ibu dan proses kelahiran ananda yaitu makanan yang tidak terkontrol saat hamil dan intensitas keluar rumah terlalu sering dengan menghisap polusi udara yang kurang baik. Pada saat proses kelahiran sang anak posisi sang anak tidak sempurna dan ibu mengalami muntah-muntah secara terus-menerus hingga anak lahir.

Orang tua sangat berperan besar dalam perkembangan ananda dari usia 4 tahun sudah mengikuti terapi hingga saat ini di usianya yang menginjak 10 tahun ananda tetap mengikuti terapi yang intensif agar kelak ananda mampu mandiri dan memiliki kehidupan yang layak di masyarakat. Di rumah orang tua selalu mendukung dan memberikan reward berupa pujian serta kasih sayang yang besar sehingga ananda nyaman dan berkembang secara positif sesuai dengan hobinya. Ananda di usianya sekarang mampu membuat animasi iklan secara otodidak tanpa di ajari oleh seorang ahli. Hobi ananda selalu melihat iklan di televisi ataupun koran membuat tingkat imajinasinya berkembang baik dan kemudian membuat animasi-animasi hasil kreasinya sendiri dan dikembangkan sendiri dengan mengotak-atik komputer yang khusus disediakan oleh orang tua untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi hobi yang dimiliki ananda. Dengan kekurangan yang dimiliki ananda tidak membuat orang tua ananda putus asa agar ananda menjadi orang yang mandiri dan sukses kelak ananda dewasa. Orang tua berharap kelak ananda dapat menjadi animator iklan terkenal dan membawa perubahan untuk hidupnya yang berdaya guna untuk orang lain sesuai kemampuannya.

Sahabat pembaca www.beritamadani.co.id, demikianlah sharing#3 tentang autism kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada hari Sabtu minggu berikutnya, mari semakin kita sayangi dan cintai ABK.

Penulis: Firdiani Yuliana, S.Psi

Sumber Pustaka: 1. Bendi Delphi, 2006, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta ;Rineka Cipta, 2. Munawir Yusuf dkk, 2003, Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar. Solo :Tiga Serangkai,  3. Identifikasi ABK Dalam Pendidikan Inklusif , http:/www.ditplb.or.id/profile, 4.  Agus Tri Haryanto, Konsultan Anak Berkesulitan Belajar Dan Pelayanan Autisme. Jakarta : Yayasan Wilakertia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Jalur JLS Lewat Desa Hadiwarno Menuju Kota Pacitan Tutup Total
Next post Sepatu Kulit Berkualitas Merk Laris Produk UKM Desa Dayu Kec.Purwoasri Kab. Kediri