SAM_2221 (Medium)SAM_2240 (Medium)

Kediri, Beritamadani.co.id – Pagelaran wayang kulit, berlangsung semalam suntuk di Kelurahan Tosaren, Kec.Pesantren, Kota Kediri. Pada Hari Sabtu, Tanggal 20 Agustus 2016, Pukul 21.00 Wib. Lakon pagelaran wayang kulit ini adalah Kongso Adu Jago, dengan Ki Dalang Sun Gondrong, yang merupakan dalang kondang dari Kota Tulungagung.

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah, memperingati HUT RI ke-71 di Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Dengan tujuan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah susah payah merebut Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dan selanjutnya kita wajib mengisi pembangunan disegala bidang, termasuk melestarikan seni dan budaya bangsa, dengan penyelenggaran pagelaran wayang kulit, yang dicintai masyarakat sejak jaman dahulu.

Pagelaran wayang kulit ini dimulai dengan prakata pembukaan oleh Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan dari KelurahanTosaren. Dan dilanjutkan dengan sambutan dari H.Abdullah Abu Bakar. Dalam sambutannya H. Abdullah Abu Bakar, menyampaikan.”Budaya yang adiluhur seperti wayang kulit ini, perlu dipertahankan dan dilestarikan, karena merupakan Akar Budaya Bangsa Indonesia, yang dicintai oleh masyarakat kita, bahkan warga manca-negara tertarik untuk belajar wayang, sinden dan tari-tari panji”.

SAM_2209 (Medium) SAM_2215 (Medium)

Setelah menyampaikan beberapa patah kata sambutan, selanjutnya Wali Kota Kediri, H. Abu Bakar, menyerahkan gunungan kepada Ki Dalang Sun Gondrong dari Tulungagung ini, pada Pukul 22.00 Wib, hal ini merupkan tanda dimulainya pagelaran wayang kulit. Dan segera Ki Dalang Sun Gondrong naik panggung pagelaran, dengan lakon Kongso Adu Jago, sampai Kokrosono (Prabu Bolodewo atau Bolo room naik tahta,red), dengan syarat harus kawin dahulu dengan Dewi Erowati dari Projo Mondoroko, yang merupakan putri Prabu Salyo.

Alur cerita lakon KongsoAdu Jago, Kongsodewo menantang Prabu Basudewo. Kongso mengajukan jagonya yaitu Patih Surati Montro dan Basudewo mengajukan jagonya Seno (Bilawa,red) dari Pandawa. Diceritakan bila kalah jagonya Prabu Basudewo harus turun jadi raja di Mandura. Tetapi Patih Surati Montro terbunuh oleh Seno atau jagonya Basudewo. Keinginan Kongsodewo akan membunuh Kokrosono (Bolodewo,red) dan Noroyono (Prabu Kresno,red), Kongsodewo dalam peperangan tersebut malah terbunuh oleh senjata Nanggolo, milik Kokrosono dan senjata cokro baswono, milik Noroyono atau Prabu Kresno.

SAM_2205 (Medium) SAM_2237 (Medium)

Setelah mati dalam peperangan Patih Surati Montro, Kongsodewo dan Ugraseno. Kokroseno, Noroyono, Roro Ireng dan Seno, dihadapan Prabu Basudewo, dinyatakan bahwa Kokroseno, Noroyono, dan Roro Ireng anaknya sendiri akan dijadikan Raja di Mandura, untuk menggantikan Basudewo. Tetapi dengan syarat harus kawin dulu dengan Dewi Erowati anak dari Prabu Salyo dari Mondoroko.

Pada pagelaran wayang kulit kali ini, Sinden yang mendampingi yaitu Kumalasari, dengan membawakan Gending Grajakan Banyuwangi dan Gending Kelangan. Kemudian Gending Yen Ing Tawang Ono Lintang, dibawakan oleh Sinden Henik Pramesti dan Sinden Cilik Niken Salindri, dengan Gubuk Asmoro dan Jaipongan. Pada pegelaran ini tabuhan tari jaranan oleh Group Kuda Manggala Tulungagung, Asuhan Bapak Sastro Juru Gambuh.

Undangan yang turut hadir selain Walikota Kediri pada pagelaran wayang kulit ini adalah: Eko Lukmono, S.Sos, MM. selaku Camat Pesantren, Bpk .Khusaini selaku Lurah Tosaren, Muhammad Muhson selaku Ketua Panitia. Dan Doa dipimpin oleh Drs. Muhammad Salim yang merupakan Ketua Yayasan An-Nur, Kediri. (Made Sumadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Uklam Tahes Dan Lomba-Lomba Dalam Rangka HUT RI Ke-71
Next post Lomba Panjat Pinang Untuk Memeriahkan HUT RI Yang Ke-71