IMG-20160607-WA0022

Blitar, Beritamadani.co.id, Kota Blitar memang layak disebut Bumi Bung Karno. Disini jejak Bung Karno bisa detail didapatkan di Gedung Perpustakaan RI. UPT. Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Gedung yang terletak di Jl. Kalasan No.1, Blitar, Jatim, Indonesia, tersebut bersebelahan langsung dengan Makam Sang Proklamator, di Jl. Ir. Soekarno, Kota Blitar. Di ruang diorama si gedung megah tersebut, sejak jam 09.00Wib (pagi) s.d  jam 12.00 Wib, 6/6/16, kemarin, telah berkumpul  dan merupakan representatif dari para Tokoh- tokoh Masyarakat Blitar Raya 43 orang, mewakili dari Pinisepuh paguyuban/Komunitas Blangkonan, Dewan Kesenian, Omah Budaya Sawentar Samodra Asa, para guru dari dinas pendidikan, para Peneliti dari Makasar, Mahasiswa Unesa, dan awak media massa, suntuk mengikuti acara Peringatan Hari Lahirnya Bung Karno (6 juni, red). Diskusi terbuka yg menghadirkan 2  pemateri tersebut berjalan aktif dan gayeng karena diselingi banyolan Khas Blitar dari para budayawan lokal yg kental sekali nuansa Spiritual Jawanya. sehingga materi yang syarat dan padat teori ilmiah tersebut enak disimak karena tidak kaku. Pemateri  I, dari Diknas Kab. Blitar, Indah Iriani, S.PD, M.PD., mengupas tentang Pandangan Sukarno Terhadap Wanita. Diskusi menjadi amat menarik karena membedah sosok Bung Karno yang Perkasa Pemberani sekaligus Bung Karno yang romantis melankolis. Sisi romantis yang penuh lembut dan cinta kasih Beliau bisa dibaca dari surat cinta Beliau kepada istrinya, Fatmawati:

“Fatma yang menyinarkan cahaya, terangi selalu jalan jiwaku supaya sampai dibahagia raja, Dalam surganya cinta kasihmu, dari ribuan dara di dunia, kumuliakan engkau sebagai dewiku, kupuja dengan nyanyian mulia, kembang dan setanggi dupa hatiku, engkau menjadi terang dimataku, kau yg akan memungkinkan aku, melanjutkan perjuanganku yang maha dasyat”

Indah Iriani menyatakan, “Dari perjalanan pernikahan Bung Karno terhadap sembilan istri, ada kisah cinta yang unik, Utari, Putri HOC.Cokroaminoto, istri pertama yang dikembalikan ke orang-tuanya karena dianggap sebagai adiknya.Inggit yg diberi gelar istri yang bagai Srikandi, Fatmawati yang diidamkan memberi keturunan, Hartini yang pandai memasak, Saridewi yang pandai menakhlukkan hati, Haryati, Yurike Singer, Kartini Manopo, dan Heidi Jafar. Semua karena Pandangan Bung Karno terhadap wanita tidak diwarnai (baca: niat alasan, red) penindasan, melainkan mengedepankan demokratis. Tetapi cinta sejati memiliki keterbatasan menangkap situasi yang diwujudkan dalam kepekaan rasa. Sehingga tidak semua istrinya bertahan mendampingi beliau sampai akhir hayatnya.” Jelasnya kepada hadirin. “Bung Karno meninggal di pangkuan Hartini, istri yang dinilai paling setia paling dewasa. Semoga kisah ini bisa menambah referensi kita tentang kehidupan (tentang sisi kemanusiaan, red).” Pungkas Indah Iriani.

IMG-20160607-WA0023

Sementara itu, Dr. Suyatno, mengupas mendasar tentang Periode Revolusi Indonesia (setelah merdeka, red) sebagai berikut: Pada Tahun 1945-1950, adalah Revolusi Fisik. Tujuannya  mengusir Penjajah Belanda. Tahun 1950-1955, adalah Survival Revolution. Tahun 1955-1960, adalah invesment Revolution: Human Skill, Material, Mental. Tahun 1960, adalah periode merealisasikan, Amanah Penderitaan Rakyat. Apa tujuan akhir Revolusi Indonesia? Adalah tercapainya masyarakat Masyarakat Adil Makmur, Panjang Punjung, Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Rahardja.

Tujuan Psikoligis Revolusi Nasional adalah untuk menciptakan segala macam rasa yang hebat dan mulia. Untuk menciptakan rasa cinta tanah air yang indah dan permai, rasa cinta bangsa sendiri dan bahasa sendiri, rasa cinta kebudayaan yang telah menjadi irama jiwa sehari hari, rasa cinta sejarah dahulu yang gilang-gemilang, dan rasa ingin membangun sejarah baru yang gilang gemilang pula, rasa cinta kepada kemerdekaan dan rasa benci kepada penjajahan. Dalam Pergerakan Nasional, Nasionaliame menjadi nyawanya pembentukan kekuasaan. Kondisi kejiwaan yang disebut photos: kekuatan tersembunyi karena lama menderita, rakyat indonesia lama dijajah.

Apa sebab Kemerdekaan harus direbut? Karena tidak mungkin di beri juga: sebagai langkah pertama menuju masyarakat yg revolusioner.1. Soal jajahan adalah soal kekuasaan. 2.Ta’ pernahlah suatu kelas suka melepaskan hak-haknya dengan ridhonya kemauan sendiri ( Kata Bung Karno, Di Bawah Bendera Revolusi: 1964: 297). Seluruh riwayat dunia menunjukkan bahwa Perobahan perobahan besar hanyalah diadakan oleh karena yang menang. 4.Tidak ada suatu Perobahan Besar  didalam riwayat dunia yang akhir-akhir ini, yang lahirnya tidak karena massa aksi. 5. Sana mau kesana ,Sini mau ke sini.” Demikian Dr. Suyatno, mengutip banyak kata-kata Bung Karno dalam memberikan Makalah di Ultah Bung Karno kali ini. Dan Beliau menutup makalah sengan memutar rekaman Pidato Bung Karno tentang Tujuan Proklamasi 17 – 8- 1945, sbb: “….Kita tuangkan suatu masyarakat tanpa ekploitation… suatu masyarakat yang tiap-tiap Manusia Indonesia merasa bahagia. Suatu masyarakat yang tiada seorang ibu menangis oleh karena tidak bisa memberi air susu pada anaknya. Suatu masyarakat yang mereka tiap-tiap orang menjadi  cerdas. Satu masyarakat yang benar-benar membuat Bangsa Indonesia ini satu bangsa yang terdiri daripada ratusan juta insan-insan kamil yg hidup dengan bahagia di bawah kolong-kolong langit buatan Allah Swt. Ini tujuan kita! Ini maksud kita! Dalam mengadakan negara, kita proklamasikan dalam 17 Agustus ’45…”

Di tempat terpisah, Dr. Suyatno, kepada Awak Beritamadani.co.id, menyatakan bahwa, ” Peringatan Hari Kelahiran Bung Karno kali ini punya makna penting untuk: 1. Sudah merupakan tradisi disini bahwa tiap kelahiran itu diperingati apalagi kelahiran beliau orang besar. Kita merasa bahwa bagaimanapun ini moment yang membawa nama harum, beliau harus kita peringati dengan baik. 2.Selain itu kita tidak ingin semata-mata tidak bicara berpijak pada material saja, tapi juga spiritual harus juga dikembangkan dengan cara mengadakan ceramah-ceramah seperti ini. Sifatnya ini diskusi untuk mudah terbuka. Bukan mendoktrinasi!. Dengan  harapan ini bisa meneladani pemikiran pemikiran dan apa yang diperjuangkan oleh Beliau( Bung Karno, ted) khususnya untuk generasi muda yang sebenarnya sangat cinta sekali kepada informasi (yang benar tentang sejarah, red). Kalau Revolusi Mental Indonesia ini tidak segera dilaksanakan maka Bangsa Indonesia nanti akan mengalami keterbelakangan.”

Anak-anak muda jaman sekarang pada umumnya kalo disuruh membaca buku sejarah yang tebal-tebal biasanya males. Terbukti Gedung Perpustakaan Nasional anyg megah ini, kenyataannya masih jarang dikunjungi anak- anak muda, yang mau serius belajar sejarah. Apakah mkasud dari acara ini?. Apakah sebuah upaya untuk memasyarakatkan keilmuan Bung Karno atau apa?”. Maksud kegiatan ini adalah, agar kita mengerti apa yang dipikirkan dan diperjuangkan Bung Karno, juga untuk memamerkan koleksi apa yang ada di Perpustakaan Bung Karno. Karena orang yang mempelajari sejarah itu akan menjadi bijaksana. Kita akan tidak tahu, sekarang kita itu akan berdiri dimana, kalau tidak belajar sejarah. Kita akan menuju kemana, kita tidak tahu,  kalau tidak belajar sejarah. Maka sejarah itu amat penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kalo bicara konteks sejarah, para pinisepuh kita itu kan juga jarang membaca buku sejarah. Tapi mereka paham sejarah. Apa mungkin yang dimaksud sejarah itu tidak hanya bukti yang sudah ditulis orang , tetapi juga adanya sebuah peristiwa ?. Kita harus memahami apa yg dimaksud sejarah. Sejarah itu adalah suatu rangkaian peristiwa yang tidak berdiri sendiri tidak dibuat-buat, tapi mengandung peristiwa besar yang berdampak besar. Para pinisepuh kita dulu, mendengarkan saja  langsung hafal. Bisakah kita generasi muda seperti itu?

Acara seperti ini sudah jadi agenda rutin, Pak? “Ya, setiap tahun ada”. Bahkan disini ditempat ini, acara- acara yang berhubungan dengan Bung Karno sangat sering kali diadakan”.”Bila ada teman-teman media ikut terlibat di acara-acara ini dengan senang hati kami sambut, kami terima. Malah saya senang kalo teman teman wartawan mau terlibat disini. Biar infonya cepet menyebar kemana mana.” Demikian Dr. Suyatno, menutup wawancara dengan Awak Beritamadani.co.id. (Wasis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Truk Pasir Berkonvoi Warga Desa Kepung Dan Desa Krenceng Menjadi Resah
Next post Pedagang Takjil Membanjiri Jl.A.Yani Kota Blitar