IMG_20160607_135000 IMG_20160607_140034

Malang, Beritamadani.co.id, 9/6/16. Sentra Kerajinan Muebel Di Kota Malang, salah satunya terletak di Kelurahan Tunjungsekar. Para pengrajin meubel bertebaran di kiri-kanan sepanjang Jl.Piranha Atas, Kota Malang. Hanya saja saat ini berdasarkan pengamatan di lokasi, geliat usaha meubel dari perajin lokal mati suri, seperti peribahasa hidup segan mati tak mau.

Sentra Pengrajin Muebel di Tunjungsekar ini pernah mengalami kejayaan pada beberapa tahun yang silam. Ketika pengrajin lokal masih eksis, mudah mendapatkan bahan baku Kayu Jati dan upah tenaga yang masih cukup murah. Pada masa itu juga persaingan usaha muebel masih sedikit. Selain itu tukang-tukang ukir saat itu masih bisa berekspresi mengukir motif bebas, sehingga masih banyak peminatnya dari kelompok pengrajin untuk menjadi pengrajin meubel ukir.

IMG_20160607_134458 IMG_20160607_133729

Dalam perkembangannya, motif ukir bebas untuk ukiran muebel yang banyak dibuat oleh pengrajin kurang banyak diminati pembeli kalah bersaing dengan ukir baku/patron seperti motif ukir Jepara. Sehingga pada akhirnya motif ukir baku lebih dominan untuk karya kerajinan meubel di Sentra Kerajinan Muebel Tunjungsekar, Malang. Akibat tidak mampu mengikuti perkembangan inilah, banyak juga para pengrajin berpindah profesi menjadi buruh bangunan, pedagang, tukang parkir, usaha kuliner dan sebagainya. Selain itu, penurunan dukungan dari pengrajin dan pengusaha lokal yang mau mengeluarkan modal lebih merupakan salah satu penyebab mati surinya Sentra Perajin Meubel Tunjungsekar. Kondisi seperti ini yang memunculkan peluang,  yang pada akhirnya diambil oleh Perajin-perajin dari luar Kota Malang.

Karena kevacuman dan adanya peluang usaha ini, Perajin luar Kota Malang pada saat ini, mulai menyerbu Sentra Kerajinan Meubel yang terletak di Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang. Ketenaran Sentra Perajin Meubel Tunjungsekar menjadi daya tarik tersendiri untuk mengembangkan usaha meubel di kota ini, karena Kota Malang merupakan salah satu pasar muebel cukup besar dan potensial di Jawa Timur. Saat ini Perajin dari Pulau Madura berbondong-bondong  membuka usaha kerajinan meubel di Jl.Piranha Atas, Kota Malang, ini. Dari ujung gang pintu masuk, sampai Jl.Piranha Atas, hampir 80 persen industri kerajinan meubel merupakan milik pengusaha dari Madura. Bahkan ada salah satu pengusaha meubel dari Madura langsung memborong 4 rumah skaligus milik Warga di Kemirahan, di mulut gang pintu masuk Jl.Piranha Atas, Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang.

IMG_20160607_135930 IMG_20160607_135926

Salah satu komentar dari pengusaha meubel lokal Jl.Piranha Atas, yang terbesar pada beberapa tahun yang lalu mengatakan kepada awak Beritamadani.co.id,6/6/16:”Pengusaha lokal disini saat ini mengalami kevacuman, usaha disini sudah kalah bersaing dengan para pengusaha kerajinan dari luar, karena mereka mendapatkan bahan baku dan tukang yang lebih murah, yang diambil dari kampung asalnya”,”sayapun tidak mau mengambil bantuan dari Pemerintah Kota Malang lewat pinjaman modal karena kita belum tentu bisa membayar, dilihat dari target usaha meubel kami”,”sudahlah mas, biar seperti ini saja dan jangan dipromosikan, hasilnya toch tetap seperti ini”. Ujar menantu pemilik pabrik meubel kayu jati, yang tidak mau disebutkan namanya, dan bersikap sangat apatis juga sudah tidak memiliki semangat untuk maju.

IMG_20160607_134517 IMG_20160607_133700

Dilain pihak optimisme Pengrajin Madura, luar biasa, seperti dikatakan oleh Kholik, kepada Beritamadani.co.id, 6/6/16:”Pada saat ini, saya mengambil bahan baku meubel setengah jadi dari Pasuruan, karena harga lebih murah dan disini kita finishing mulai dari pengamplasan, sending dan pengecatan dengan vernis”.”Hasilnya lumayan, biarpun untungnya tipis sekitar 10 persen, tetapi omset per bulan bisa mencapai 15 juta sampai dengan 25 juta”.”Disini saya juga bisa menyerap tenaga kerja dari daerah saya 4 orang”.

Salah satu masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tunjungsekar, Agus,profesi janggol penumpang dimulut Gang, Jl.Piranha Atas,6/6/16, mengatakan kepada Beritamadani.co.id:” Saya dulu adalah tukang ukir mas, tetapi pada saat itu type ukir motif bebas”,”tidak ditentukan motifnya seperti saat ini, sehingga mengakibatkan saya dan banyak perajin lain tidak bisa mengikuti perkembangan”.”Selain itu pada saat ini pengusaha kerajinan meubel disini, sudah kalah bersaing dengan pengrajin dari luar”. Ujar Pak Agus dengan penuh semangat menginformasikan kondisi Sentra Kerajinan Tunjungsekar saat ini, karena masih ada secercah harapan.

Dari kondisi tersebut diatas, bisa kita lihat apa yang sebenarnya terjadi di  Sentra Kerajinan Meubel Tunjungsekar, Kota Malang. Masalah bahan baku, tenaga kerja, promosi produk, modal, dan motivasi dari para pengrajin, semuanya membutuhkan solusi dan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan Sentra Kerajinan Tunjungsekar, Kota Malang. Tidaklah bijak bagi kita untuk saling menyalahkan dengan kehadiran saudara-saudara kita pengrajin dari luar kota. Mereka bisa bertahan, bersaing dan untung. “Kenapa kita tidak bisa?.

Seiring dengan program pemerintah pusat di masa Pemerintahan Jokowi, tentang ekonomi kreatif. Semoga para pemangku kepentingan dari  Pemerintah Kota Malang, cepat tanggap dan mencari solusi untuk Para Pengrajin Lokal Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang, yang pada saat ini telah mati suri, untuk secepatnya bangun kembali.”Karena apa?”.”Karena kita bisa!”.(Diana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Pedagang Takjil Membanjiri Jl.A.Yani Kota Blitar
Next post Akibat Lalai Merokok Di Tempat Tidur Luki Akhirnya Meninggal Dunia