IMG-20160605-WA0015 IMG-20160605-WA0016

Blitar, Beritamadani.co.id, 5/6/16. Desa Serang, Kec.Panggungrejo, Kab. Blitar, adalah salah satu Desa Wisata yang  jarak tempuhnya 35 Km arah selatan dari Kanigoro , Ibukota Kab. Blitar. Merupakan Andalan Destinasi Wisata di Kab. Blitar, yang memang luar biasa. Sebuah daerah potensial dan istimewa Karunia Tuhan yang Maha Esa. Mempunyai  laut, pantai, hutan, gunung, sawah dan udara yg bersih. Empat unsur alam yang merupakan cikal bakal manusia dan semesta, yakni tanah/bhumi, air, api dan udara/angin, ada lengkap di desa ini. Maka apabila 2 tahun yg lalu desa ini, dibawah pengelolaan kepala desa  yang terdahulu, tidak bisa maksimal membangun disebabkan karena desa tidak punya dana kas desa, mungkin  akibat kelalaian dan ketidak seriusan para pihak yg kurang berkompeten dalam managemen desa. Desa Serang ini sangat potensial untuk menjadi desa terkaya di Kabupaten Blitar apabila dikelola dengan benar , dengan sumber daya manusia yang mumpuni didukung stakeholder yang lain dan peduli tentunya.

Ditangan Kepala Desa Serang, Dwi Handoko,  sejak 2 tahun pemerintahannya, Desa Serang sangat luar biasa perkembangannya, ” Saya sudah biasa keliling di Pantai-pantai di Jatim, mbak. Tapi menurut saya Pantai Serang ini yang terbaik dari semuannya. Penataan Kawasan Wisatanya mulai  dari pintu gerbang masuk desa, asri sejuk, dan ombaknya wow ! luarbiasa !”. Kata Ani, pengunjung mewakili rombongannya, sambil menaikkan anaknya ke  ATV  yang disiapkan pengelola dengan tarif per setengah jamnya 30-40 ribu. Luar biasanya Pengelolaan Desa Wisata Serang, rupanya juga diakui oleh Lembaga Akademis ternama, yakni UNIBRAW Malang pada Tahun 2015 yang  lalu, memberi penghargaan, “Alhamdulillah, Tahun 2015 yg lalu desa kami dapat 2 penghargaan sekaligus:  1. Juara I Desain Desa Inovatif dari Unibraw, 2. Juara I  Lomba Perencanaan Pengembangan Desa Wisata dari Pemda. Kab. Blitar”.Ucap Dwi Handoko, bangga.

IMG-20160605-WA0020

Di Pantai Serang ini mempunyai ombak terbaik pada Bulan Maret dan Agustus tiap tahunnya (ombak mencapai 4 s.d 12 meter, red) angin pada waktu itu cukup kencang. Kini Pantai Serang mulai dilirik para peselancar untuk uji nyali. Seperti di minggu pagi hari ini, rombongan peselancar muda yang punya nama beken dewa serang, mencoba menaklukkan ganasnya ombak Segara Kidul dengan wajah ceria.

IMG-20160606-WA0004

“Sudah biasa itu mas, anak- anak di sini memang pemberani. Terdapat tulisan DILARANG MANDI DI LAUT ! BERBHAYA ! tetap saja mereka yang punya nyali nekad. Apalagi para nelayannya, hanya pake perahu kunting, lebar 70an cm dengan dayung kecil, sudah biasa melawan ombak segara kidul.” Jelas Angga, Petugas bagian bibir pantai, Dinas Pariwisata Kab. Blitar. “Ini semua ide Pak Kepala Desa Handoko, berkat  kepemimpinan beliau, Destinasi Wisata Pantai Serang, 2 tahun terakhir ini ,  mengalami perkembangan yang  luar-biasa. Pada hari Minggu atau hari libur seperti ini, pengunjung bisa mencapai 500 s.d 1000 orang. Hari biasa pengunjung  50 s.d 100 orang. Semakin lama trend kunjungan makin meningkat. Apalagi apabila bertepatan terdapat  Event Tahunan Larung Sesaji, Festival Jaranan Nusantara DKKB seperti 2 tahun yang lalu. Nanti pada Bulan Agustus – Oktober 2016 juga akan diselenggarakan Festival Seni dan Ekonomi Kreatif pak, disini.” Jelas Angga penuh bangga.

IMG-20160605-WA0017IMG-20160605-WA0019

Di tempat terpisah, di rumah kediamannya Kades Serang, Dwi Handoko menegaskan,” Habis Lebaran nanti, mulai Tanggal , 18 Agustus s.d 18 Oktober 2016, akan kami louncing Konsep Pembangunan Peradaban Dari  Desa Serang, dengan  menggelar Festival Patung Pasir, Pentas Musik, Layang-layang, Selancar, Speedboard, Pelepasan Penyu, Pelestarian Lingkungan, Seni Lokal Jaranan dan Lomba industri kreatif masyarakat.” Tegas Kades yang seorang Putra dari Pinisepuh Blitar Kawentar, Ki Raban Yuwono tersebut kepada Awak Beritamadani.co.id. “Doakan sukses ya mbak, mas, ini juga demi peningkatan kesejahteraan warga kami yang dulu dianggap miskin, bodoh dan warga kelas pinggiran. Nelayan kini juga butuh sentuhan ilmu kelautan, dan perahu kuntingnya, bagaimana bisa dipasangi mesin, sehingga mereka bisa mencari ikan ketengah laut, sampai dapat ikan lebih banyak lagi. Syukur apabila dari lembaga OBSSA nantinya jadi joint mendirikan SMK Pelayaran disini. Sehingga sumber daya masyarakat kami bisa meningkat.” Katanya penuh harap. “Harapan saya Pengembangan Desa Wisata Serang ini Berbasis Ekonomi Kerakyatan. Merupakan integrasi dari Pembangunan Obyek Wisata Pantai Serang, dengan Budaya yang berasal dari Kearifan Lokal dan Industri Kreatif. Paling tidak pada tahun ke -15 nanti, Desa Serang ini sudah menjadi  Desa Model Pembangunan Peradaban Berbasis Potensi Desa. Sekarang kami masih mengawali dan masuk tahap dasar, dan 2 tahun terakhir ini program kami masih melaksanakan misi jangka pendek.”

Selamat Berjuang Desa Serang !.Terus maju mengejar ketertinggalanmu!. Suatu ketika jika visi  dan misimu tercapai, itu tidaklah berlebihan. Pantaimu dulu, adalah tempat jujugan( tujuan pertama,red) para tokoh besar di negeri ini. Kalimat motivasi yang patut kita berikan untuk Masyarakat Desa Serang.

Untuk menguak sebuah  misteri. Di Jaman Majapahit dahulu, Kanjeng Prabu Hayam Wuruk mengakhiri lawatan perjalanan dinasnya di Pantai Tetor (baca: Pantai Serang, sumber bacaan di Negara Kertagama, red), Seorang Budayawan yang lama tinggal di Australia, Mr. Dian Brew, menyatakan bahwa banyak ditemukan di Komunitas Suku Aburigin Prasasti, Situs Peninggalan Majapahit. Suku Aburigin dulunya adalah Keluarga Besar Segara Kidul, orang kita. Sekarang dikuasai Australia. Termasuk lebih dari separuh hasil laut selatan, dahulu, di masa pra kemerdekaan, Supriadi dan Bung Karno, juga sering datang  ke Pantai Serang. Ada apa sebenarnya dengan Serang? Sehingga tokoh- tokoh besar yang hidup di 3 jaman tersebut berbondong-bondong  ke Desa Serang, menuju pantai yang menghadap laut kidul?. Dan mengapa orang-orang kuno sejak Jaman Aji Saka menyebut kidul iku rupane abang? (selatan warnanya merah,red). Ini ternyata maksud tafsirnya menunjukkan sifat, dari makna kiblat papat (kiblat papat:empat penjuru,red): yang di selatan , kiblat kidul itu rupane abang (kidul:selatan, rupane merah:warnanya/rupa merah, red), merah itu maknanya nafsu/cita-cita makluk bumi, merah itu darah, berani, atau juga merah adalah sifat keduniawian, kekayaan. Jadi bisa di tafsirkan letak rahasia kekayaan dunia itu terletak di arah selatan. Konon Ibukota Atlantis di Nusantara itulah, yang oleh Alquran telah disindir bahwa dulu pernah ada suatu bangsa, yang karena melampaui batas akibat nafsu serakahnya, maka kami tenggelamkan (bukan dimusnahkan), diawetkan untuk pelajaran bagi manusia setelahnya. Begitulah makna kidul rupane abang, lor rupane putih, etan rupane kuning, kulon rupane ireng (lor:utara,etan:timur,kulon:barat, sumber: Pelaku Spiritualis Jawa). (Wasis & Titik Marlina)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Tradisi Megengan Atau Ruwahan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Next post Pasar Kuliner Takjil Jl.Soekarno-Hatta Kota Malang