IMG-20190922-WA0044 IMG-20190922-WA0053

Jombang, Beritamadani.co.id – Penemuan candi di Situs Patirtan Sumberbeji ditemukan secara tidak sengaja oleh warga  ketika melakukan kegiatan gugur gunung. Pasangan bata merah ditemukan  di dasar sumber air beji beberapa waktu yang lalu. Penemuan ini kemudian dilaporkan kepada Kepala  Desa Kesamben, Kec.Ngoro, Kab.Jombang, dan diteruskan kepada pihak BPCB Trowulan.

Pihak BPCB Trowulan kemudian melakukan proses eskavasi dan sampai saat ini  Sabtu 21/9/19, sudah mencapai tahap kedua. Hasil eskavasi  tahap pertama yang dimulai dari Tanggal  8/9/19, telah ditemukan 4 jaladwara dan arca garuda(jatayu). Sampai hari ini total sudah ada sekitar 8-9 temuan dari proses eskavasi pertama dan kedua, baik arca yang berbahan batu ataupun ukiran bata. Semua jaladwara yang ditemukan berbentuk makara berukiran kepala naga, ukiran belalai gajah dan seorang putri. Untuk arca garuda(jatayu) menempel pada dinding kolam sebelah kiri dari intake air saluran sumber beji.

IMG-20190922-WA0057 IMG-20190922-WA0055

“Dari semua benda-benda yang ditemukan ada kepeng dan porselin yang berasal dari dynasti tang, sehinga bisa diperkirakan bangunan patirtan ini dibangun masa Pra Majapahit, sekitar Abad 10-11. Dan yang paling special ditemukan beberapa clupak yang digunakan sebagai alat penerangan pada masa itu dan juga ada arca garuda”, terang Wicaksono Dwi Nugroho, dari BPCB Trowulan.

Secara visual Situs Patirtan Sumberbeji ini memiliki modul bangunan keliling sekitar 15m x 15 m dengan  tebal sekitar 1.5m, semacam kolam atau lorong keliling dengan lebar sekitar 2 meter dan bangunan induk semacam pondasi candi berukuran sekitar 8m x 8 m, kedalaman lorong keliling semacam kolam diperkirakan di kedalaman 3 meter dari peil lantai bangunan induk. Dari permukaan tanah saat ini, diperkirakan dasar kolam di elevasi -6 meter, hal ini diperkirakan karena timbunan tanah dan pasir selama berabad-abad yang lalu.  Sumber air yang sangat jernih mengalir terus-menerus dari sisi barat, lewat saluran air dengan intake air sekitar 30cm dengan kedalaman 1m, air mengalir menuju lorong atau kolam mengitari bangunan induk utama dipatirtan ini. Bisa jadi patirtan ini pada masanya digunakan untuk tempat prosesi sembahyang ataupun bersemedi di bangunan induk patirtan, sebelum berdoa harus menyucikan diri dengan menggunakan air kehidupan Sumberbeji ini. Bangunan patirtan diperkirakan menghadap ke arah timur dimana matahari terbit.

IMG-20190922-WA0061 IMG-20190922-WA0059

Yang menarik perhatian dari para pengunjung dari patirtan ini selain sumber airnya sangat jernih, adalah sebuah teknik pembangunan pada masa itu dirasa sudah sangat maju, sudah ada layout, menggunakan perpaduan beberapa material yang berbeda,yaitu: penggunaan batu, bata merah hasil pembakaran dan olahan tanah liat dengan campuran tertentu. Teknik pemasangan bata dan pengeleman spesi yang sangat luar biasa. Terbukti dengan adanya teknik pemasangan bata dengan ikatan yang baik juga penempatan arca garuda(jatayu) yang menempel di dinding kolam, bisa menempel dengan sempurna dalam posisi menggantung dan dalam kurun waktu ber abad-abad lamanya, di dalam lingkungan yang cenderung basah, tidak jatuh.

IMG-20190922-WA0043 IMG-20190922-WA0062

Proses eskavasi pada hari ini 21/9/19, dilakukan oleh sekitar 25 orang pekerja dengan didampingi arkeolog dari BPCB Trowulan. Dukungan dan apresiasi dari warga dan Perangkat Desa Kesamben sangat luar biasa atas proses eskavasi ini, ketika batas waktu eskavasi telah habis oleh BPCB,  secara swadaya pihak desa bersedia memberikan dukungan tenaga dan biaya tambahan selama 3 hari untuk melanjutkan proses eskavasi dengan hasil seperti yang bisa kita lihat hari ini, sehingga total waktu eskavasi tahap kedua ini bisa 10 hari. Mohon dukungan semua pihak sehingga proses eskavasi ini bisa diselesaikan secepatnya dan tuntas sampai 100%.(dv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Kirab Budaya Ritual 1 Suro 1953
Next post Kegiatan Pasar Wisata 91 Blabak Kediri