IMG-20180627-WA0008 IMG-20180627-WA0011

Blitar, Beritamadani.co.id – Lembaga Pelindung Pelestari Budaya Nusantara (LPPBN) mengadakan upacara ritual Jamasan di Patirtan Panguripan Candi Palah Penataran Blitar. Acara Jamasan ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 27 Juni 2018, sejak Pukul 16.00 WIB sampai Pukul 17.30 WIB. Jamasan ini merupakan rangkaian pra acara sebelum acara puncak yaitu Ruwatan Masal dan Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong Royong ke-VII Tahun 2018.

Acara Jamasan diawali dengan upacara ritual yang dipimpin oleh Ki Romo Lukmin kemudian dilanjutkan dengan memercikkan air suci dari 15 patirtan, yang sudah dicampur jadi satu ke semua peserta jamasan kemudian dilanjutkan dengan mandi menggunakan air mengalir di Patirtan Panguripan.

Saat dikonfirmasi Awak Beritamadani.co.id, Ki Romo Lukmin selaku pemimpin upacara ritual jamasan menyampaikan, “Panitia upacara Kirab Tumpeng Agung Nusantara di Candi Palah Penataran mengadakan beberapa rangkaian acara, urutannya mulai dari Piuning, mendak tirto (mengambil air dari beberapa tempat yang merupakan tujuan Piuning, red), kemudian Jamasan atau Lukatan”.

IMG-20180627-WA0010 IMG-20180627-WA0012

“Jamasan atau lukatan merupakan ritual pembersihan diri lahir batin. Lukatan berasal dari kata Lukat menurut Kamus Jawa Kuno, lukat artinya pembersihan. Sedangkan  Jamasan menurut Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata Jamas artinya melepas, maksudnya melepas kotoran-kotoran supaya dalam keadaan bersih lahir batin karena mau melaksanakan upacara ruwatan agung kemudian kirab tumpeng agung yang merupakan upacara suci”.

“Jadi sebelum melaksanakan upacara puncak yang utama itu lebih dahulu para panitia dan para peraga membersihkan diri terlebih dahulu supaya acara yang akan datang bisa berjalan lancar, bisa terkabul apa yang menjadi tujuannya”, pungkas Ki Romo Lukmin.

Ditempat terpisah, Awak Beritamadani.co.id menemui Ki Aris Sugito selaku Ketua LPPBN. Ki Aris menyampaikan, “Acara hari ini merupakan rangkaian dari acara puncak kita yaitu Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong-royong yang sudah kita awali dengan piuning kepada para leluhur. Acara Piuning kita mulai dari Rambut Monte, Candi Kotes, Candi Sawentar, Candi Simping, Candi Mleri, Candi Kali Cilik, Makam Bung Karno dan Candi Palah Penataran. Kemudian ditindak lanjuti acara hari ini yaitu jamasan atau bersih-bersih diri, membuang semua kotoran-kotoran lahir maupun batin yang ada dalam diri kita yang tergabung dalam LPPBN ini baik panitia maupun semua warganya. Nantinya pada Tanggal 30 Juni 2018, diadakan Ruwatan Masal dan pada Tanggal 11 Juli 2018, diadakan Kirab Tumpeng Agung Nusantara”.

IMG-20180627-WA0013 IMG-20180627-WA0009

“Maksud dan tujuan diadakan jamasan ini untuk membersihkan reget letek, sukerto sukerti atau kotoran yang bisa membuat pemikiran kita menjadi kurang baik, kurang mengenakkan bagi orang lain itulah suatu contoh sifat-sifat pengendalian diri yang saat ini kita laksanakan”.

“Kita memlilih Patirtan Panguripan karena kita napak tilas suatu sejarah yang dahulu kala dilaksanakan oleh leluhur kita. Patirtan ini ada dua tempat yaitu untuk laki-laki dan untuk perempuan. Sebelum masuk ke Candi Palah Penataran semuanya sesuci di Patirtan Panguripan ini”, pungkas Ki Aris Sugito.

 Setelah acara Jamasan dilanjutkan dengan acara tumpengan sebagai tanda acara selamatan untuk memohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa sebelum Ruwatan Masal dan Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong-royong di Candi Palah Penataran dengan harapan supaya puncak acara bisa berjalan dengan baik dan lancar. (Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Pesona Wisata Pantai Puring
Next post Ruwatan Agung Lembaga Pelindung Pelestari Budaya Nusantara