IMG-20171119-WA0036 IMG-20171119-WA0034

Malang, Beritamadani.co.id – Acara Sarasehan Bedah Sejarah dan Kiprah Ki Ageng Gribig Malang Menuju Kampung Wisata Gribig Religius. Dilaksanakan pada Hari Minggu, 19 Nopember 2017,  dimulai Pukul 08.00-13.00 WIB, bertempat  di Aula Kampus II Universitas Malang (PGSD), Jl. Ki Ageng Gribig No.45, Kelurahan Madyopuro, Kota Malang.

Hadir Ketua DPRD beserta Anggota DPRD Dapil Kedungkandang Kota Malang, Pejabat yaang mewakili Walikota Malang, Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Lurah Madyopuro, Ketua RT di Lingkungan RW.04 Kelurahan Madyopuro, Mahasiswa, Warga Kampung Gribig dan Masyarakat Umum Kota Malang.

IMG-20171119-WA0025 IMG-20171119-WA0026

Narasumber acara ini adalah:1.Ir.Budi Fathoni,MTA, selaku Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, juga berprofesi sebagai Dosen Arsitektur ITN.Malang, 2.Drs.Ismail Lutfi,MA, seorang Arkeolog dan juga berprofesi sebagai Dosen di Universitas Negeri Malang, 3.Devan Firmansyah dari Komunitas Jelajah Jejak Malang, 4.Siswantoro seorang Praktisi Pariwisata, dari DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur. Moderator acara sarasehan ini adalah Agung H.Buana dari Disbudpar Kota Malang.

Sarasehan dimulai dengan registrasi peserta sarasehan, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Laporan  Ketua Panitia, Sambutan dari Lurah Madyopuro, Sambutan dari Ketua DPRD Kota Malang, Sambutan dari Pejabat Kota Malang yang mewakili Walikota Malang, karena Walikota Malang berhalangan hadir. Kemudian dilanjutkan dengan Doa bersama, break time, persiapan paparan dan paparan oleh narasumber yang diundang.

IMG-20171119-WA0029 IMG-20171119-WA0032

Pesan penting yang didapat pada sesi sambutan di sarasehan ini adalah komitment oleh Ketua DPRD Kota Malang untuk mendukung aspirasi Warga Gribig dan meminta Pemerintah Kota Malang segera menganggarkan terkait rencana membuat Kampung Wisata Gribig Religius ini. Pihak Pemerintah Kota Malang pun, lewat sambutan Pejabat yang mewakili Walikota Malang, menyampaikan pasti akan menyetujui keinginan Warga Gribig ini.

Pada Sarasehan ini, paparan pertama disampaikan oleh Drs.Ismail Lutfi,MA, seorang Arkeolog dan berprofesi sebagai Dosen di Universitas Negeri Malang, pada paparan singkatnya menjelaskan tentang 2 Versi Sejarah Ki Ageng Gribig dilihat dari sudut pandang akademis, gambaran kondisi Makam Ki Ageng Gribig di Jatinom beserta kondisi infrastruktur pendukungnya dan gambaran Makam Ki Ageng Gribig di Malang saat ini. Hasil dari paparan pertama ini didapatkan catatan akhir yaitu: 1.Warisan budaya itu milik semua, 2.Semua bekerja untuk warisan budaya, 3.Warisan budaya sebagai indentitas (cultural indentity), 4.Pelibatan masyarakat menjadi hal penting.

IMG-20171119-WA0008 IMG-20171119-WA0011

Paparan kedua disampaikan oleh Ir. Budi Fathoni,MTA, selaku Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, berprofesi sebagai Dosen Arsitektur ITN.Malang, pada paparan kali ini disampaikan definisi kampung religi, pendapat khalayak tentang kampung religi, ciri khas kampung religi, tren wisatawan global dari 330 juta sebanyak 30% melakukan kunjungan di situs-situs religius di seluruh dunia dan didapatkan catatan bahwa: 1. Rencana pembuatan Kampung Wisata Gribig Religius sangat tepat karena dengan adanya pintu tol di Madyopuro ini, Kampung Wisata Gribig Religius akan menjadi destinasi wisata pertama yang dikunjungi wisatawan religi yang datang ke Kota Malang, kemudian baru ke Islamic Center yang ada di Arjowinangun, 2.Grand design Kampung Wisata Gribig Religius harus dipercepat kalau bisa disayembarakan sebelum Bulan Desember 2017, 3.Saran untuk membangun lingkungan yang asri di Kampung Wisata Gribig Religius.

Paparan ketiga oleh Devan Firmansyah dari Komunitas Jelajah Jejak Malang, dijelaskan beberapa versi lain tentang siapa Ki Ageng Gribig Malang, Sejarah Ngadipuro, Kabalan dan siapa yang memimpin kala itu, kemudian dijelaskan sejarah Syiar Islam di Malang sampai Malang bisa ditaklukkan. Dari paparan ini didapatkan catatan: 1.Warga Ngadipuro wajib menjaga peninggalan sejarah jangan sampai hilang, 2.Usulan supaya dibuatkan nama dusun sesuai nama asli tempo dulu, 3.Dibuatkan Rumah Replika Gribig, supaya anak cucu kita mengenal Sejarah Gribig lewat Kampung Wisata Gribig Religius ini.

IMG-20171119-WA0013 IMG-20171119-WA0009

Paparan keempat oleh Siswantoro seorang Praktisi Pariwisata, dari DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur. Disampaikan paparan dengan Judul “Wisata Berbasis Alam dan Manusia”, setiap tempat wisata harus mempunyai unique value point, nilai keunikan tersendiri dari tempat lain. Pada paparan ini didapatkan catatan: 1.Kesanggupan untuk dukungan penuh dari HPI untuk mengawal proses sampai berdirinya Kampung Wisata Gribig Religius, 2.Dengan adanya pintu tol di Kelurahan Madyopuro ini, Jl.Ki Ageng Gribig menjadi Jalan Nasional, waktunya Gribig untuk bangkit dengan Kampung Wisata Gribig Religius ini, 4.Konsep Macito (Malang city tour), pada saat weekend, end route nya dipindahkan kearah timur, ke Malang Kota Lama yaitu  Kampung Wisata Gribig Religius, 5.Di Kampung Wisata Gribig Religius ini menjadi pusat kampung religi, baru nantinya dikembangkan yang lainnya, 6.Supaya dibuat kelompok sadar wisata, 7.Diperlukan komitment bersama dengan satu tujuan membuat atau mendirikan Kampung Wisata Gribig Religius sampai terwujud.

IMG-20171119-WA0019 IMG-20171119-WA0033

Pada sesi tanya-jawab didapatkan tanggapan dari Warga Gribig, point pentingnya adalah kita harus berhati-hati, para pencetus atau penggagas harus mengawal sampai berdirinya Kampung Wisata Gribig Religius ini, sehingga kedatangan para wisatawan, betul-betul dalam Nuansa Islami bukan yang lain yang menyesatkan, yang mencari keberkahan dari keberadaan Makam Ki Ageng Gribig ini.(Dave)

2 thoughts on “Sarasehan Bedah Sejarah dan Kiprah Ki Ageng Gribig Malang Menuju Kampung Wisata Gribig Religius

  1. Ikut menggaris bawahi. Copy bagian akhir tulisan diatas.
    Agar wisatawan Yg datang benar2 dipandu dan diarahkan agar tetap menjaga nilai2 Islami dan tidak dipergunakan utk hal2 yg mengarah ke syirik.

Leave a Reply to madani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Syukuran Menyambut Acara Sarasehan dan Rencana Mendirikan Kampung Wisata Gribig Religius
Next post Bergotong-royong Membuat Jembatan Darurat di Desa Wonodadi Kulon Pacitan