IMG-20171001-WA0009 IMG-20171001-WA0001

Kediri, Beritamadani.co.id – Ritual Sesaji Gunung Kelud merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan setiap tahun dan merupakan rangkaian acara Festival Kelud 2017. Ritual Sesaji Gunung Kelud dilaksanakan Hari Sabtu, 30 September 2017, mulai Pukul 08.00 WIB., sampai dengan Pukul 10.00 WIB., start di Area Parkir Atas Gunung Kelud dan finish di jembatan atas, ke arah pintu masuk kawah Gunung Kelud.

Walaupun acara baru dimulai Pukul 08.00 WIB., namun sejak Pukul 06.30 WIB., para pelaku ritual dan masyarakat sekitar yang ingin mengikuti dan menyaksikan Ritual Sesaji Gunung Kelud sudah berdatangan di Area Parkir Atas Gunung Kelud.

Acara Ritual Sesaji Gunung Kelud ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri beserta jajarannya, Satpol PP. Kabupaten Kediri, Kepala Wilayah Kecamatan Ngancar, Muspika Kecamatan Ngancar, Danramil Ngancar beserta staf, Kapolsek Ngancar beserta staf, Kepala Desa se-Kecamatan Ngancar beserta perangkat, Kepala UPTD SD, SMP, SMA se-Kabupaten Kediri, RT, RW, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Sekitar Lereng Gunung Kelud.

Pra acara Ritual Sesaji Gunung Kelud diisi dengan beberapa Pentas Seni diantaranya: Pentas Tari Gambyong oleh siswi SLTPN 1 Ngancar, Kesenian Tradisional Reog Ponorogo “Singo Joyo Argo Kelud” dari Desa Jagul, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri dan juga Pentas Tari Guyub Makaryo.

Pukul 08.50 WIB., pembawa acara memulai Acara Ritual Sesaji Gunung Kelud. Acara dimulai dengan pembukaan membaca Surat Al-Fatihah (untuk muslim) dan untuk non muslim sesuai dengan agama kepercayaan masing-masing, dengan tujuan agar acara ini bisa berjalan dengan lancar.

IMG-20171001-WA0003 IMG-20171001-WA0010

Kemudian dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia oleh Sukemi. Dalam laporannya Sukemi melaporkan bahwa, “Ritual Sesaji Gunung Kelud diadakan setiap tahun sekali sebagai wujud syukur kita Kepada Allah SWT., yang telah memberikan kita hidayah, kedamaian, ketentraman, hidup rukun dan sentosa. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Mohon maaf apabila banyak kekurangan tentunya kekurangan ini sebagai evaluasi kita kedepan. Mudah-mudahan kedepan kegiatan ini bisa lebih baik lagi”.

Kemudian dilanjutkan dengan Sambutan dari Arif Gunawan, SH., selaku Kepala Wilayah Kecamatan Ngancar. Dalam sambutannya Arif Gunawan, SH., menyampaikan, “kegiatan ritual sesaji Gunung Kelud ini merupakan kegiatan tahunan yang merupakan kearifan lokal bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan warisan leluhur serta dalam upaya melestarikan Upacara Adat Gunung Kelud”.

“Kami sadar bahwa kami bisa hidup di Lereng Gunung Kelud ini merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sudah sepatutnya kami mensyukurinya dengan cara dan upaya kami. Kegiatan Ritual Sesaji Gunung Kelud yang merupakan Hajat Masyarakat atau Warga Kecamatan Ngancar merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun bertepatan dengan Bulan Suro”.

“Selain itu Ritual Sesaji merupakan rasa syukur kami Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, keberkahan hasil bumi dan hasil usaha kami yang tidak lepas dari takdirNya kepada kami di sekitaran Gunung Kelud. Ritual Sesaji merupakan semangat gotong-royong yang sangat luar biasa, persatuan, kebersamaan warga dalam memaknai Gunung Kelud sebagai bagian dari kehidupan Masyarakat Kabupaten Kediri”.

“Saya sampaikan terimakasih kepada semua Warga Lereng Gunung Kelud yang telah ikut andil dalam kegiatan hari ini karena tanpa dukungan dari semua pihak acara ini tidak mungkin terselenggara”, pungkas Arif Gunawan mengakhiri sambutannya. Kemudian doa bersama yang dipimpin oleh masing-masing tokoh agama dan kepercayaan yang hadir.

IMG-20171001-WA0007 IMG-20171001-WA0002

Di tempat terpisah di atas bibir Kawah Gunung Kelud diadakan Ritual Sesaji Khusus yang dipimpin oleh Mbah Suparlan, sebagai Pinisepuh Paguyuban Gunung Kelud. Dalam ritualnya, Mbah Suparlan meminta keselamatan, ketentraman, gemah ripah loh jinawi (diberikan rizqi yang berlimpah ruah). Semoga masyarakat yang berada di Lereng Gunung Kelud pada khususnya dan umumnya Masyarakat Kabupaten Kediri diberi keselamatan, kebahagiaan, ketentraman dan jauh dari mara bahaya selama-lamanya. Semoga bisa bersatu antara rasa, cipta dan karsa. Setelah selesai mengadakan ritual, Sesepuh Paguyuban Gunung Kelud memerintahkan kepada Dul selaku Penunggu Kawah Gunung Kelud untuk melarung semua perlengkapan ritual.

Setelah Acara Ritual Sesaji khusus di atas bibir Kawah Gunung Kelud selesai, acara dilanjutkan dengan membunyikan pecut samandiman oleh Camat Ngancar sebagai tanda pemberangkatan kirab ke arah pintu masuk Kawah Gunung Kelud. Tepat Pukul 09.30 WIB., semua peserta ritual berjalan beriringan menuju bok glodak depan jembatan atas arah pintu masuk Kawah Gunung Kelud dengan urutan barisan: Muspika Ngancar, Putri Tandu, dayang, prajurit, Pinisepuh, RT, RW, Tokoh Masyarakat, jaranan, Masyarakat  Warga Hindu, baru masyarakat umum.

Sesampainya di bok glodak, tumpeng robyong dibagi bersama ke pengunjung. Khusus untuk Putri Tandu, merupakan perlambang dari Dewi Kilisuci. Sedangkan rombongan dari Desa Sugihwaras, Desa Ngancar, Desa Sempu dan Desa Babadan membawa Tumpeng Robyong yang berasal dari hasil bumi.

Saat dikonfirmasi Awak Beritamadani.co.id, Arif Gunawan, SH., selaku Kepala Wilayah Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri menyampaikan, “Ritual Sesaji ini event tahunan. Harapan kedepan partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat dan bisa diikuti semua warga yang bertempat tinggal di lereng Gunung Kelud. Ini merupakan upaya rasa syukur dari warga Masyarakat Ngancar bersyukur kepada Tuhan YME., salah satunya dengan menampilkan hasil bumi seperti tumpeng dengan buah-buahan dan sayur mayur”.

IMG-20171001-WA0000 IMG-20171001-WA0008

Ditempat terpisah Awak Beritamadani.co.id menemui Ir. Adi Suwignyo, M.Si., Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri. Beliau menyampaikan, “Larung ini diadakan setahun sekali yang kebetulan bersamaan dengan Festival Kelud yang dimulai sejak Tanggal, 23 September – 8 Oktober 2017. Rangkaiannya dibuka Pameran UMKM., oleh Bupati, Festival Jaranan yang diikuti lebih dari 50 Grup Jaranan, kemudian ada bursa buah, kesenian jaranan, tobong art dan ditambah dengan adat istiadat oleh Masyarakat Kaki Gunung Kelud dengan Larung sesaji. Kemudian Tanggal, 8 Oktober 2017 ada Kelud Vulcano Road Run yang diikuti hampir 700 pelari regional, nasional, maupun internasional. Ini penutupan dari Agenda Festival Kelud”.

“Bursa buah mencerminkan Kabupaten Kediri menghasilkan buah-buah lokal mulai durian, nanas, alpukat, mangga podang, kelengkeng, madu dan beberapa buah yang ada di wilayah-wilayah Kabupaten Kediri di 26 kecamatan. Intinya pengenalan buah lokal kepada masyarakat jangan tergiur buah import dimana buah lokal vitaminnya juga banyak dan dijamin tidak mengandung zat-zat yang tidak diinginkan”.

“Pameran UMKM., menunjukkan bahwa kita punya karya baik oleh-oleh, fashion, handycraft, kuliner, sovenir, olahan lele, brambang goreng dan sebagainya itu menunjukkan bahwa UMKM., disini sangat potensi untuk diminati baik regional, nasional juga internasional”.

IMG-20171001-WA0006 IMG-20171001-WA0004

“Harapan kedepan Agenda Festival Kelud pasti diselenggarakan dan tanggalnya pasti Tanggal, 23 September – 8 Oktober itu, sudah agenda kita dan tahapanan rangkaiannya mungkin kita bisa tambah dengan Festival Jaranan Tradisonal yang belum ikut, tahun depan bisa mengikutinya juga, UMKM. diharapkan mampu menembus pasar nasional, meningkatkan mutu dan kwalitas UMKM”.

“Tidak lupa dari semua rangkaian itu kita mengenalkan Gunung Kelud yang begitu indah harus mendunia. Kita tidak memungkiri ada wisata yang lain tapi kita mempunyai ciri khas tersendiri yaitu Gunung Kelud apalagi adventurenya sudah kita hijaukan. Artinya dulu yang meletus Tahun 2014 kini sudah pulih kembali. Adalagi taman, spot dari Wisata Margo Mulyo juga taman wisata lain juga akan ditambah spotnya, juga tempat oleh-oleh kita siapkan. Yang jelas fasilitas yang dimaui oleh konsumen atau wisatawan akan kita lengkapi dengan standart internasional”, pungkas Adi Suwignyo.

Walaupun dari start menuju finish jalannya menanjak naik dan cuaca sangat panas, namun tidak mengurangi semangat para peserta kirab mengikuti acara sampai selesai. (Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Upacara Ritual 1 Suro
Next post Pemaparan Hasil Penelitian Oleh Team Peneliti Dari Puslit Arkenas Di Situs Adan-adan Kediri