img-20161009-wa0012 img-20161009-wa0014

Kediri, Beritamadani.co.id – Dalam rangka melestarikan Budaya Jawa, pada Tanggal, 9 Oktober 2016, salah satu Warga Desa Bangunrejo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, melakukan tasyakuran memperingati 1 Muharram (1 Suro), dengan mengundang Group Seni Kuda Kepang Asli Putro Joyoboyo .

Ketika kegiatan akan berlangsung kondisi cuaca kurang mendukung, karena sejak Pukul 10.00 Wib, sebagian besar Wilayah Kediri diguyur hujan lebat. Sehingga acara pentas seni jaranan yang seharusnya dimulai Pukul 13.00 Wib mundur sampai Pukul 15.00 Wib. Tetapi kondisi ini tidak mengurangi antusias penonton untuk melihat Pentas Seni Kuda Kepang ini. Walaupun hujan deras Pentas Seni Kuda Kepang tetap dimulai dengan lantunan suara sinden diiringi gamelan.

Setelah lantunan musik gamelan dibunyikan sebagai tanda mulainya Pentas Seni Kuda Kepang. Diawali dengan membuyikan pecut “cether” oleh Bopo Budi, kemudian enam penari kuda kepang menunjukkan kelihaiannya menari dengan berjalan keliling area pertunjukan di depan terop. Penampilan grup penunggang kuda kepang selama kurang lebih 60 menit.

img-20161009-wa0010 img-20161009-wa0011

Saat ditemui Awak Beritamadani.co.id, Samiran Jani mengatakan, “Saya nanggap (mengundang) Group Seni Kuda Kepang Asli Putro Joyoboyo dengan tujuan Tasyakuran Memperingati 1 Muharram (1 Suro) dan melestarikan Budaya Jawa”.”Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Selalu diberi keselamatan, kekuatan dan kesehatan”, pungkas Samiran Jani.

Ditempat terpisah, Awak Beritamadani.co.id menemui Setyo Budi, selaku Pimpinan Group Seni Kuda Kepang Asli Putro Joyoboyo. Setyo Budi menyampaikan, “Semoga kedepannya Putro Joyoboyo bisa lebih maju mengikuti kesenian yang bertaraf nasional atau diatasnya. Yang penting tujuan kami adalah nguri-nguri (melestarikan) budaya asli dari Jawa, nguri-nguri budaya asli dari Kediri. Kuda kepang asli dari Kediri ini jangan sampai punah”.

Sebagai generasi muda penerus bangsa sudah sepatutnya kita wajib ikut serta melestarikan budaya bangsa. Jangan sampai budaya asli bangsa kita dimiliki oleh bangsa lain, apalagi sampai punah. (Widya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post ABK Sharing#6, Anak Tunadaksa
Next post Asal-usul Dusun Genuk Watu Desa Nanggungan Kayen Kidul Kabupaten Kediri