SAM_1099[1] SAM_1100[1]

Nganjuk, Beritamadani.co.id – Kirab Budaya dan Tumpengan dalam rangka Bersih Desa, Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Prosesi di mulai pada hari Kamis, 26 Mei 2016 , Pukul 14.00 Wib, sampai dengan Pukul 17.00 Wib. Acara adat ini dilakukan untuk leluri (melestarikan) para leluhur yang merupakan Budaya Bangsa dan perlu di kembangkan di masa-masa yang akan datang.

Suharto Kepala Desa di Balai Desa Sonoageng, mengatakan kepada Beritamadani.co.id, bahwasanya, “acara ini di lakukan secara turun temurun setiap 1 tahun sekali setelah Panen kedua (walik’an) Hari Jum’at Pahing. Kirab di mulai dari Balai Desa Sonoageng sampai ke Makam Mbah Sa’id, berjarak kurang lebih 500 meter.

Tujuan dari Kirab Budaya dan Tumpengan dalam acara Bersih Desa tersebut adalah sebagai Tanda Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwasanya Warga Desa Sonoageng diberikan keselamtan, kesehatan, ketentraman dan hasil pertaniannya melimpah tidak di serang hama.  Juga bertujuan agar generasi muda bisa mencontoh para pendahulu-pendahulunya dengan baik, tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak generasi muda.

Terkait dengan sejarah keberadaan Makam Mbah Sa’id sebagai Pusat Nyadran (Bersih Desa dan Tumpengan) keterangan lebih lanjut Wartawan Beritamadani co.id, menemui Ki Panuju selaku Kamituo Dusun Sonoageng dan juga panitia tumpengan tersebut. Ki Panuju menceritakan bahwa, “Pada tahun 1796 terjadi perang antara Kesultanan Yogyakarta Pangeran Mangku Bumi (Hamengku Buwono I) memerangi Kasunanan Solo dibawah Kepemimpinan Mas Sa’id (Adipati Mangkunegaran). Akhirnya di menangkan oleh Kasultanan Yogyakarta. Kemudian Mas Sa’id diasingkan ke Sailon. Mas Sa’id punya putra dari selir, namanya Raden Sa’id Anom menyingkir ke wilayah timur dengan beberapa kerabat dekat akhirnya menetap di Desa Sonoageng ini. Akhirnya Raden Sa’id Anom ini menjadi Pendeta (Kyai) sampai beliau meninggal dan di makamkan di desa ini.”

SAM_1107[1]

Desa Sonoageng terdiri dari 4 dusun yaitu dukuh Sonoageng, dukuh Banyu urip, dukuh Sumber dan dukuh Nggading dengan jumlah penduduk sekitar 10.000 jiwa. Acara Seni Budaya antara lain Kesenian Jaranan, Kentrung (Tari Topeng), Electone 4 tempat, Wayang Kulit 4 tempat dan Wayang Krucil (kayu), menceritakan cerita-cerita Panji (Kepanjian), Layar tancap, Pasar malem di Lapangan Desa Sonoageng. Kesenian ini diadakan untuk menghibur Masyarakat Sonoageng dan sekitarnya, dengan harapan agar Kesenian Daerah terangkat keberadaannya.

Juru kunci Makam Mbah Sa’id, Mbah Podho, menuturkan saat di temui wartawan Beritamadani.co.id, “Acara ini Acara Nyadran (Bersih Desa) maksudnya mengirim doa Kepada Tuhan YME dan semoga arwahnya Mbah Sa’id yang Babad Dusun Sono Ageng mendapatkan kedamaian disorga. Peringatan Bersih Desa ini bila di hitung lebih dari 60 kali, mulai saya masih kecil sudah ada sampai sekarang usia saya 73 th. Tujuannya supaya di beri kesarasan (kesehatan, red) menopo kemawon lancar nandur-nandur nggih subur (kesemuanya lancar bercocok tanam juga subur, red)”. (Made Sumadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Candi Kali Cilik Di Desa Candirejo Ponggok Blitar
Next post Destinasi Wisata Alam Gunung Semeru